Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Arrohmah Mendaki Gunung dengan Satu Kaki, Diamputasi Sebelum Wisuda

Kompas.com - 17/03/2020, 05:35 WIB
Rachmawati

Editor

Namun kali ini dia tak menggunakan kruk, melainkan mengenakan kaki palsu.

Baca juga: Jalan Longsor, Siswa SD di Tana Toraja Mendaki Bukit untuk Pergi Sekolah

Karena terbiasa menggunakan kruk, Arrohmah butuh tenaga ekstra untuk menjaga keseimbangan tubuh. Ia pun beberapa kali dipapah oleh teman-temannya.

"Sebelumnya memang enggak pernah, karena sudah biasa pakai kruk, dan itulah pertama kali saya mendaki dengan menggunakan kaki palsu. Memang enggak mudah, karena dengan kaki palsu membuat saya membutuhkan tenaga ekstra untuk bisa melangkahkan kaki serta menjaga keseimbangan tubuh. Bahkan kemarin itu, saya sampai sempat beberapa kali dipapah (dibantu) oleh teman-teman," tutur dia.

Fotonya jadi perbincangan warganet

Arrohmah mengunggah momen saat mendaki gunung di akun Instagram pribadinya yakni @arrohmahsukmapmd.

Tak disangka, unggahan tersebut mendapat respon positif. Tak sedikit ia mendapatkan pujian dan komentar dari warganet.

Menurutnya, kehilangan kaki kanannya adalah pelajaran besar dan hanya persoalan waktu untuk beradaptasi.

Bagi dirinya, menyerah bukanlah solusi.

Baca juga: Tidak Perlu Capek Mendaki, Akan Ada Kereta Gantung di Rinjani

"Karena di balik kekurangan atau musibah yang kita alami, Allah pasti memberikan jalan keluar atau solusinya. Tinggal kita saja bagaimana caranya mengambil hikmah tersebut dan terus mempelajarinya," kata dia.

Ia bercerita sejak duduk di bangku SMA sudah ikut pendakian di beberapa gunung di Jawa Timur. Hobi tersebut ia lanjutkan saat kuliah di Madura.

Orang tua Arrohmah mendukung semua kegiatannya. Apalagi sang ayah yanga asli Ponorogo, sudah terbiasa dengan wilayah pegunungan.

Baca juga: Nekat Mendaki Gunung Slamet Saat Tahun Baru, Siap-siap Kena Blacklist

Sang adik pun mengikut jejak kaka perempuannya. Si bungsu yang masih duduk di bangku SMP, ikut aktif mendaki gunung ada di Jawa Timur.

"Kalau adik nomor dua itu perempuan, enggak suka. Tapi yang bungsu, mungkin juga karena cowok, ikut juga mendaki gunung. Saat saya belum tertimpa kecelakaan, sering juga saya ajak. Tapi sebatas gunung-gunung yang ada di Jawa Timur, khawatir mengganggu dia sekolah, masih SMP," kata dia.

Baca juga: Kronologi Mantan Kapolres Tewas Terjatuh Saat Mendaki Tebing Gunung Parang

Bekerja di Surabaya

Arrohmah saat membagikan foto dirinya, dengan menggunakan kaki palsu.instagram arrohmah sukma Arrohmah saat membagikan foto dirinya, dengan menggunakan kaki palsu.
Saat ini Arrohmah bekerja di Surabaya dan sesekali pulang ke Gresik untuk menemui orangtuanya.

Jika ada waktu luang, ia akan mendaki gunung bersama teman-temannya.

Bagi Arrohmah, musibah yang ia alami sangat berat. Namun yang terpenting adalah bangkit dari keterpurukan.

"Bagi yang bernasib sama seperti saya, saya mengatakan bahwa eksplorasi itu penting, mencoba hal baru. Jangan terlalu meratapi nasib dan cobaan yang sedang diberikan oleh Allah. Karena saya percaya asal ada kemauan, Allah akan memudahkan jalan bagi yang mau berusaha," kata dia.

Baca juga: Mendaki Pangrango, Menabur Abu Jenazah Aristides Katoppo

Ia bersyukur akhirnya mampu bangkit dari keterpurukan.

"Karena saya merasa mendaki itu banyak menemukan teman baru, teman yang sudah seperti keluarga sendiri, yang selalu memberikan dukungan dan dukungan. Karena itu saya merasa nyaman, dan pastinya saya tetap bersyukur dengan kondisi yang ada saat ini, serta tetap menjadi diri sendiri," ujar Arrohmah.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hamzah Arfah |Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com