KOMPAS.com - Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Polisi Merdisyam angkat bicara terkait viralnya video yang memperlihatkan puluhan tenaga kerja asing (TKA) asal China tiba di Bandara Haluoleo Kendari.
Sebab, dalam video itu dikaitkan dengan wabah virus corona yang berasal dari Wuhan, China.
Menurutnya, TKA tersebut bukan datang dari negara asalnya.
Melainkan dari Jakarta setelah mengurus perpanjangan visa dan izin kerja.
Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengunggah video di media sosial, karena berpotensi membuat kegaduhan.
Merdisyam mengatakan, sebanyak 40 tenaga kerja asing yang tiba di bandara itu merupakan pekerja di perusahaan smelter di Morosi, Kabupaten Konawe, Sultra.
Selama menjadi pekerja di perusahaan tersebut, mereka diketahui sudah lama tidak kembali ke negara asalnya.
Terkait kedatangannya di bandara itu, karena mereka usai melakukan perpanjangan visa dan izin kerja dari Jakarta.
Selanjutnya, mereka akan kembali bekerja di perusahan smelter tersebut.
“Mereka baru datang dari Jakarta, bukan dari China. Memang selama ini belum pernah pulang ke China. Mereka akan ke Morosi untuk bekerja kembali,” ungkap Kapolda saat dikonfirmasi di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Minggu (15/3/2020) malam.
Sebelum tiba di Kendari, ia menegaskan para TKA asal China itu sudah dilengkapi dengan surat dari kantor kesehatan pelabuhan (KKP) dan perizinan dari imigrasi.
Sehingga kedatangan mereka legal dan tidak ada persoalan terkait perizinan.
Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, TKA asal China itu tiba di Bandara Haluoleo Kendari sekitar pukul 19.35 Wita.
Adapun armada yang digunakan adalah Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 696 dengan rute Jakarta-Kendari.
Baca juga: Viral Video Puluhan TKA China di Bandara Haluoleo Kendari, Ini Penjelasan Kapolda
Video yang merekam kedatangan puluhan TKA asal China itu, sebelumnya viral di media sosial.
Dalam rekaman video itu juga terdengar suara seseorang meneriakkan WA dan mengaitkan dengan virus corona yang telah mewabah di seluruh dunia.
Menyikapi kondisi itu, Merdisyam mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Sebab, polisi tidak segan melakukan penindakan hukum jika berita yang diunggah di media sosial itu berpotensi meresahkan masyarakat.
“Ini peringatan keras bagi masyarakat, jangan sengaja meng-upload berita yang meresahkan masyarakat. Saya sampaikan sekali lagi bukan dari China, dan telah mengantongi surat dari karantina kesehatan pelabuhan,” tegas Kapolda Sultra.
Baca juga: Pasien Isolasi RSUD Moewardi Tambah Dua, Ada Riwayat ke Bogor dan Bali
Penulis : Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati | Editor : Khairina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.