Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tetapkan 8 Tersangka Pembunuhan 6 Warga Adonara di Flores Timur

Kompas.com - 15/03/2020, 20:26 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Polisi menetapkan delapan orang warga Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai tersangka.

Mereka ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus bentrokan yang menewaskan enam orang warga Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara.

Kapolres Flores Timur AKBP Deny Abrahams mengatakan, delapan orang tersebut sudah ditahan di sel Mapolres.

Baca juga: 8 Orang Terduga Pelaku Bentrokan di Adonara Tewaskan 6 Warga Ditangkap

Deny menyebut delapan tersangka itu, yakni RT (54), TT (58), RT (30), TST (25), POT (70), SB (31), MB (31) dan H (62),

Menurut Deny, penyidik Polres Flores Timur telah melakukan pemeriksaan dan mendalami peran delapan orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan tersangka baru lagi," ujar Deny saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/3/2020).

Baca juga: Pasca-bentrokan, Bupati Flores Timur Minta Warga Jaga Perdamaian di Adonara

Menurut Deny, delapan pria yang ditetapkan sebagai tersangka ini semuanya merupakan warga RT 11/RW 04, Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara.


Pasca kejadian ini, menurut Deny, anggota polisi dari Polres Flores Timur, Polres Sikka dan Polres Lembata, serta dibantu Brimob dari Ende dan Maumere, digeser ke wilayah Flores Timur.

Penambahan jumlah personel ini untuk membantu pengamanan pasca kejadian yang menewaskan enam warga tersebut.

Baca juga: Wabup Flores Timur: Perang Suku di Adonara Hanya Bisa Diselesaikan secara Adat Lamaholot

Sebelumnya, enam warga tewas usai bentrokan yang terjadi pada Kamis (5/3/2020) pagi.

Bentrokan terjadi akibat sengketa tanah antara dua suku di Desa Sandosi.

Keenam warga yang tewas itu yakni Moses Kopong Keda (80), Jak Masan Sanga (70), Yosep Ola Tokan (56), Seran Raden (56), Wilem Kewasa Ola (80) dan Yosep Helu Wua (80).

Bentrokan antar dua suku besar di Sandosi itu pecah, karena masalah sengketa lahan di Kebun Wulen Wata di dekat Pantai Bani, Sandosi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com