Penderita yang meninggal itu, lanjut Willy, diketahui bernama Maria dan merupakan pasien meninggal ke-5.
Melihat kondisi itu, Willy langsung bergerak cepat mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kepala desa, lurah, camat dan instansi lainnya untuk membawa warga yang menderita demam ke puskesmas atau rumah sakit tanpa dipungut biaya.
"Semua pasien yang datang berobat tidak usah bayar. Gratis dulu, supaya mereka tidak takut datang. Ada BPJS atau pun tidak, tetap harus ditangani," tegas dia.
Baca juga: Bertambah, 2.016 Kasus DBD di Jatim, 20 Meninggal
Willy mengatakan, kasus DBD di Belu sudah bisa ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB), namun pemerintah daerah masih berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan NTT.
“Saya lebih senang KLB sehingga penanganannya lebih cepat dan terkendali, dan bisa minta bantuan dari pemerintah pusat,” kata Willy.
Terkait data penderita DBD, kata Willy, selain lima orang meninggal, terdapat 355 orang dirawat sejak Januari hingga Maret 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.