Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien 25 Virus Corona Meninggal, Bali Belum Perlu Opsi 'Lockdown'

Kompas.com - 13/03/2020, 13:38 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, opsi lockdown belum perlu diterapkan di Bali pascameninggalnya pasien 25 virus corona di RSUP Sanglah, Denpasar.

Menurutnya, situasi di Bali tak bisa dibandingkan dengan Italia dan Korea Selatan, yang memberlakukan opsi lockdown wilayah terdampak virus corona.

Baca juga: Pemerintah akan Bentuk Satgas Percepatan Penyebaran Virus Corona

Sebab, pasien positif virus corona di dua negara itu mencapai ribuan jiwa.

"Jangan dulu berandai-andai. Kalau menurut saya untuk posisi saat ini menurut saya belum. Kalau di sana kan sudah ribuan (terjangkit)," kata Koster usai sidang paripurna di Gedung DPRD Bali, Jumat (13/3/2020).

Koster memastikan, Pemprov Bali telah siap mengantisipasi penyebaran virus corona baru atau Covid-19.

Salah satunya, memperketat wisatawan di sejumlah pintu masuk Pulau Bali, seperti bandara, terminal, dan pelabuhan.

Ia juga belum mempertimbangkan wacana pembatasan wisatawan asing ke Pulau Dewata.

"Jadi belum waktunya kita ini terlalu keras dalam melakukan kebijakan pembatasan," kata dia.

Masyarakat diminta tetap tenang menanggapi isu penyebaran virus corona. Pemerintah, kata dia, menjamin penanganan dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan.

"Kita bekerja secara maksimal dan fokus kita untuk saat ini bagaimana caranya mengelola masalah ini dengan baik," katanya.

Sementara itu, juru bicara pemerintah untuk penanganan corona Achmad Yurianto memastikan tak akan menggunakan opsi lockdown untuk wilayah yang terdapat kasus positif Covid-19.

Yuri tak menampik beberapa negara menggunakan opsi lockdown dalam menekan penyebaran corona.

Tapi, Pemerintah Indonesia menilai penerapan opsi itu hanya meningkatkan peluang penyebaran virus.

Yuri menyebut kebijakan itu tak mutlak. Pejabat di tingkat kementerian akan segera membahas langkah lanjutan menangani penyebaran virus corona di Indonesia.

Diberitakan sebelumnya, pasien 25 virus corona meninggal di RSUP Sanglah Denpasar, Bali, Rabu (11/3/2020).

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra menjelaskan, pasien yang merupakan warga negara asing (WNA) itu datang bersama suaminya ke Bali pada 29 Februari 2020.

Baca juga: 20 Warga Bogor Masuk ODP Corona, 17 Negatif, 3 Orang dalam Pemantauan

Indra tak menjelaskan kewarganegaraan pasien itu dan asal penerbangannya.

Menurutnya, WNA perempuan itu mengalami gejala batuk dan demam pada 3 Maret 2020.

Sang suami membawanya ke salah satu rumah sakit swasta di Bali.

Karena memiliki riwayat perjalanan luar negeri dan mengalami gejala mirip virus corona, pasien dirawat di ruang isolasi.

Pasien itu didiagnosa mengidap empat penyakit bawaan, diabetes melitus atau gula, hipertensi, hiperteroid, dan penyakit obstruksi paru menahun.

Sekitar lima hari mendapatkan perawatan, pasien itu tak menunjukkan tanda-tanda sembuh.

WNA itu dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar pada 9 Maret 2020.

Baca juga: Guru Besar Farmakologi Unpad: Jangan Panik Soal Corona, Malaria Dulu Lebih Dahsyat...

RSUP Sanglah pun mengambil sampel darah dan dahak pasien dalam pengawasan itu untuk diuji di Litbangkes RI. 

Tapi, pasien itu meninggal pada Rabu (11/3/2020) sekitar puul 02.45 WIB.

Pemprov Bali pun melaporkan hal itu ke Kementerian Kesehatan. Kemenkes menjelaskan pasien tersebut merupakan pasien nomor 25 dan positif mengidap Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com