Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga Gula, Anggota Komisi VI DPR: Mestinya Pro kepada Rakyat

Kompas.com - 13/03/2020, 12:09 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PATI, KOMPAS.com - Kebijakan pergulaan nasional membutuhkan penyesuaian kondisi terkini.

Hal ini untuk memastikan kebijakan yang diambil oleh pemerintah benar-benar pro kepada rakyat.

Demikian disampaikan anggota Komisi VI DPR RI Marwan Jafar kepada awak media di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (11/3/2020).

Baca juga: Harga Gula Melonjak, Ini Penyebabnya Menurut Pengusaha Ritel

Selain persoalan garam, Marwan mengaku juga mendapat keluhan soal gula dari petani tebu dan masyarakat saat safari ke berbagai daerah, terutama di Kabupaten Pati, Rembang, Grobogan, dan Blora, belakangan ini.

Mengenai gula, selain harga yang tidak menentu, stoknya sering dikabarkan menipis.

Wabah virus corona seakan dijadikan pemicu kepanikan dan ketakutan masyarakat tentang keterbatasan stok barang kebutuhan pokok, terlebih gula.

"Kalau digali lebih jauh sebenarnya stok gula masih ada. Nah, ini perlu pengecekan yang teliti agar tidak terburu-buru mengambil kebijakan yang merugikan petani tebu. Sebaliknya pemerintah seharusnya memperhatikan mereka. Pergulaan nasional mestinya pro rakyat," ujar wakil rakyat asal Dapil III Jateng ini.

Baca juga: Harga Gula Pasir Terus Naik, Operasi Pasar Diserbu Warga

Selain pengecekan secara benar hingga ke tingkat bawah, diperlukan langkah lain untuk memastikan stok gula.

Terutama melalui pendekatan penindakan atau penegakan hukum jika menemukan oknum penimbun gula pasir. 

Marwan menduga, kondisi kepanikan pasar sengaja diciptakan oleh pihak tertentu untuk mengeruk keuntungan yang memicu harga gula melambung tinggi.  

Dia menambahkan, saat ini harga gula di pasaran mencapai Rp 18.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp 14.000.

Mantan Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) ini mengungkapkan, banyak petani tebu di daerah yang mengadu kepada dirinya.

Baca juga: Menurut Satgas Pangan, Impor Gula 216.000 Ton Telah Disetujui Kemendag

Menurutnya, petani tebu semakin terhimpit lantaran margin keuntungan mereka kurang layak. Di sisi lain harga di tingkat petani dan konsumen relatif rendah.

"Jadi solusinya saya kira perlu ada penataan ulang mengenai harga acuan penjualan di tingkat konsumen. Hitungan petani akan lebih layak jika harga gula Rp 14.000 per kilogram," tandasnya.

Data regulasi menunjukkan, berdasar Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 07 tahun 2020 tentang Harga Acuan Pembelian di tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen mengatur harga sejumlah barang kebutuhan pokok.

Untuk gula, harga acuan pembelian di tingkat petani Rp 9.100 per kilogram dan harga penjualan di tingkat konsumen Rp 12.500 per kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com