Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemda Belu Kekurangan Obat Disinfektan Hambat Virus Flu Babi Afrika

Kompas.com - 13/03/2020, 11:40 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga saat ini masih kekurangan disinfektan atau obat pembasmi kuman penyakit, untuk menghambat perkembangan flu babi afrika (ASF) di wilayah itu.

Upaya pemerintah itu, menyusul matinya 753 ekor ternak babi milik warga di Kabupaten Belu akibat virus ASF.

"Kami kekurangan alat disinfektan. Saat ini kami juga membutuhkan alat semprot dan cairan disinfektan," ungkap Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Belu, Nikolaus Umbu Birri, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/3/2020) pagi.

Baca juga: Pemprov Bali Kampanyekan Daging Babi Bebas dari Virus Babi Afrika

Menurut Nikolaus, virus AFS telah membunuh ratusan ekor babi milik warga yang tersebar di semua kecamatan dan desa di Kabupaten Belu.

Namun, saat ini, pihaknya hanya memiliki tiga alat disinfektan bantuan dari Provinsi NTT.

Sedangkan bantuan lainnya dari Kementerian Pertanian sebanyak lima unit.

Tapi, kata Nikolaus, bantuan dari Kementerian Pertanian, masih dilakukan secara simbolis dalam rapat koordinasi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tingkat Provinsi NTT di Kupang, Kamis (12/3/2020) kemarin.

Padahal, kata Nikolaus, idealnya Pemda Belu membutuhkan sekitar 200 alat disinfektan untuk disebar di semua desa di Belu.

"Karena di Belu, hampir 100 desa yang kena terkena virus ASF, maka setiap desa itu harus ada dua alat disinfektan," kata Nikolaus.

Tujuannya, kata Nikolaus, hanya satu yakni menghambat penyebaran virus ASF ini.

Sedangkan untuk jumlah babi yang mati saat ini yang berhasil didata mencapai 753 ekor.

Tapi, kata Nikolaus, itu hanya data sementara saja, karena berdasarkan laporan masyarakat, jumlah babi yang mati, di atas 2.000 ekor.

Baca juga: Babi yang Mati karena ASF di Kabupaten Belu, NTT Bertambah Jadi 753 Ekor

"Dalam waktu dekat, kami akan mendata ulang jumlah babi yang mati akibat ASF," tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, jumlah ternak babi yang mati milik warga di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), disebabkan flu babi afrika (ASF) terus bertambah.

Pada pekan lalu, jumlah babi yang mati sebanyak 574 dan saat ini telah mencapai angka 753 ekor.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Belu, Nikolaus Umbu Birri mengatakan, ratusan babi yang mati itu tersebar di 12 kecamatan di wilayah yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com