Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahasiswa Indonesia yang Belum Bisa Kembali ke China, Kuliah Online karena Virus Corona

Kompas.com - 13/03/2020, 06:21 WIB
Taufiqurrahman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com – Sudah dua pekan Ilham Tri Kusnadi menjalani kuliah secara online bersama teman-temannya, sejak virus corona mewabah di negara China, tempatnya menempuh pendidikan kedokteran.

Kiriman video, audio dan foto-foto tugas kuliah dari dosennya, dikirimkan ke dalam grup mahasiswa melalui email dan grup media sosial. 

Model kuliah online ini, dirasakan berbeda oleh mahasiswa. Sebab, biasanya mereka selalu bertatap muka dengan dosennya di dalam kelas.

Kini, mereka harus belajar sendiri di rumahnya masing-masing. 

Baca juga: Pemkot Surabaya Kembali Tolak Kapal Pesiar Berlabuh, Cegah Virus Corona

Kampus Ilham kuliah, Hubei University of Science and Technology, sejak virus corona mewabah, sudah sepi dan pintu masuk ke dalam kampus sudah disegel.

Kondisi itu berdasarkan foto yang dikirim oleh teman Ilham yang tidak bisa pulang dan berada di dalam asrama kampus. 

Kuliah online, menurut Ilham, sangat tidak efektif dan kesulitan untuk dipahami.

Apalagi jurusan yang ditempuh kedokteran yang membutuhkan praktik daripada teori.

Oleh sebab itu, untuk bisa memahami kuliah tersebut, dibutuhkan tambahan referensi dari buku-buku dan artikel di internet. 

"Kesulitan saya tidak seberapa untuk memahami materi kuliah karena ada buku-buku kedokteran milik kakak saya. Tinggal mencocokkan dan mengkomparasikan antara tugas kuliah dengan referensi yang ada," kata Ilham, saat ditemui di rumahnya, Jalan Bonorogo Kelurahan Lawangan Daya, Kamis (12/3/2020). 

 

Ada beberapa teman kelas Ilham yang mengalami kendala soal buku-buku kedokteran.

Mereka harus pontang-panting mencari ke sejumlah toko buku dan harus mengeluarkan tambahan biaya.

Ada pula yang datang ke beberapa perpustakaan umum.

Baca juga: Ternyata, Kerugian Penggelapan Uang Nasabah Bank Jatim Pamekasan Rp 4,8 Miliar

 

Namun, buku kedokteran tidak sama dengan buku-buku sosial humaniora yang mudah ditemukan di perpustakaan di Indonesia. 

"Ada teman saya yang masih cari-cari buku untuk memahami tugas kuliah," imbuh Ilham.

Kendala perkuliahan seperti itu, nampaknya sudah ditangkap oleh beberapa dosen lainnya.

Sehingga muncul inisiatif untuk melakukan kuliah model live streaming

"Kemungkinan minggu depan kuliah live streaming dimulai. Ada tiga mata kuliah yang akan kuliah model begitu," ungkap remaja yang sudah hafal 12 juz kitab Al-Quran ini. 

Tidak hanya mahasiswa asal Indonesia yang tidak nyaman dengan kuliah online.

Mahasiswa lainnya yang tinggal di asrama kampus karena tidak pulang, juga merasakan hal yang sama.

Mereka ada yang dari Indonesia, dari Afrika dan dari Pakistan.

Meskipun berada di dalam lingkungan kampus, mereka bisa belajar dengan online dan masih dalam status dikarantina. 

"Setiap waktu obrolan di grup mahasiswa Indonesia selalu update. Termasuk keluhan mereka yang ada di Hubei karena kuliah online," ujar dia. 

 

Kendala itu, membuat mereka saling meringankan kesulitan yang dialami.

Apalagi, dosen sudah menegaskan jika mata kuliah tidak akan diulang lagi ketika mahasiswa sudah ada waktu untuk kembali lagi ke China. 

"Infonya tidak ada pengulangan mata kuliah. Asumsi teman-teman, jika ada pengulangan mata kuliah, akan menghambat pada proses studi di semester berikutnya," kata Ilham. 

Berdasarkan informasi resmi yang disampaikan oleh situs resmi kampus, pada bulan Mei mendatang, seluruh mahasiswa yang ada di Provinsi Hubei sudah bisa kembali lagi.

Termasuk mahasiswa yang kuliah di Kota Wuhan.

Bulan Juli, diperkirakan ujian semester akan digelar jika tidak ada perubahan jadwal. 

"Sampai saat ini, kondisi di Provinsi Hubei sudah semakin membaik dan tidak ada tambahan korban lagi. Korban yang lama sudah ditangani, bahkan sudah sembuh secara perlahan," ungkap anak kedua dari pasangan Herman Kusnadi dan Susmaningsih ini. 

Susmaningsih, ibu kandung Ilham mengaku, ikut merasakan kesulitan yang sama atas apa yang dialami oleh anaknya.

Dirinya berharap agar anaknya bisa segera kembali ke kampusnya agar bisa konsentrasi belajar dan bisa menuntaskan kuliah yang terkendala. 

"Setiap hari di rumah jarang ada aktivitas kalau sedang tidak ada kuliah online. Semoga kondisi di China segera membaik," terang Susmaningsih. 

Adik kandung Ilham, Ika Putri Laksmi juga ingin segera kembali ke China.

Sebab, anak ketiga Herman Kusnadi ini, belum sempat kuliah ketika virus corona merebak di China.

Putri baru tinggal tiga bulan di kota Hubei dan belum tahu akan menempati kelas mana di kampusnya.

Putri baru akan menempuh semester satu di jurusan yang sama dengan kakaknya di fakultas kedokteran.

Baca juga: Sempat Makan Bareng, Sekda Lamongan ImbauTetangga Tak Hindari Mahasiswa dari Wuhan

"Kalau saya belum pernah masuk kelas dan belum pernah menerima kuliah. Saya berharap kondisi di China segera membaik dan perkuliahan bisa kembali seperti semula," ucap Putri. 

Putri sendiri, selama kembali ke Indonesia, lebih banyak waktu kosong jika dibandingkan dengan kakanya yang sibuk dengan tugas-tugas kuliah.

Oleh sebab itu, dirinya banyak menghabiskan waktu dengan mengikuti kursus bahasa secara singkat.

Kursus itu akan banyak menunjang ketika perkuliahan dimulai.

Di kampusnya, untuk semester awal, bahasa yang digunakan masih Bahasa Inggris dan bahasa China. 

"Info mahasiswa lainnya, kalau semester awal masih 70 persen perkuliahan menggunakan bahasa Inggris. 30 persennya kuliah bahasa China, termasuk mata kuliah sastra China," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com