Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Cuma Virus Corona, Khofifah Minta Warga Jatim Waspada DBD

Kompas.com - 12/03/2020, 16:53 WIB
Achmad Faizal,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan warga Jawa Timur tak hanya fokus terhadap penyebaran virus corona baru atau Covid-19.

Sebab, kasus demam berdarah dengue (DBD) juga mulai mengancam wilayah Jawa Timur.

Hingga awal Maret 2020, sebanyak 1.766 kasus DBD terjadi di Jawa Timur.

"Jangan hanya Covid-19 saja yang diwaspadai, DBD juga mengancam. Ada 1.766 kasus di Jatim, 15 penderita meninggal dunia. Data itu update hingga 10 Maret 2020," kata Khofifah melalui keterangan tertulis, Kamis (12/3/2020).

Baca juga: Pelajar SMP Diperbudak Paman, Terpaksa Kumpulkan Sampah untuk Makan

Pada 2019, sebanyak 18.393 kasus DBD terjadi di Jawa Timur. Saat itu, 185 penderita DBD meninggal.

"DBD adalah bahaya laten yang mengancam setiap musim pancaroba hingga musim penghujan," kata Khofifah.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Herlin Ferliana memerinci sebaran daerah 1.766 kasus yang terjadi hingga Maret 2020.

Kasus DBD paling banyak ditemukan di Kabupaten Malang sebanyak 218 penderita, Pacitan 208 penderita, dan Trenggalek 166 penderita.

"Daerah dengan kematian tertinggi adalah Trenggalek dengan 3 korban jiwa, ada pun Banyuwangi dan Jember masing-masing dua penderita," kata Herlin.

Pemprov Jatim terus menekan penyebaran kasus DBD dengan berbagai cara, seperti pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan satu rumah satu jumantik dan memperkuat fasilitas kesehatan.

Baca juga: Kesal karena Ditilang, Pria ini Serang Polisi hingga Tewas Ditembak, Kriminolog: Seharusnya Dilumpuhkan

Masyarakat juga diminta memakai obat pembasmi nyamuk, mengunakan cairan antinyamuk, membakar obat nyamuk, atau menabur bubuk abate di sejumlah wadah.

"Kami imbau masyarakat lebih peduli pada lingkungan, dengan membersihkan tempat-tempat kotor dan kumuh, menggalakkan program menguras, mengubur, dan menutup (3M) wadah yang berpotensi jadi sarang nyamuk," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com