Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Bakal Buka Riwayat Perjalanan Pasien Covid-19 yang Meninggal

Kompas.com - 12/03/2020, 15:31 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Pasien nomor 25 yang terjangkit virus corona meninggal di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (11/3/2020).

Pasien yang merupakan warga negara asing (WNA) itu datang bersama suaminya ke Bali pada 29 Februari 2020.

Kemudian, pada 3 Maret, WNA itu mulai mengalami gejala batuk dan demam sehingga dibawa ke rumah sakit swasta di Bali.

Hingga akhirnya, dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar pada 9 Maret dan dilaporkan meninggal dunia pada Rabu dini hari.

Baca juga: Duduk Perkara Pasien 25 Virus Corona Meninggal di Bali, WNA Perempuan, Pemprov Tak Tahu Positif Covid-19

Dari riwayat perjalanan di atas, ada jeda 4 hari ia berada di tempat umum ataupun di hotel tempatnya menginap sebelum dibawa ke rumah sakit.

Terkait pelacakan di mana saja pasien ini selama 4 hari, Provinsi Bali berencana akan membuka data tersebut ke publik.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, hal ini penting untuk mengantisipasi orang-orang di sekitar hotel atau tempat yang disinggahi pasien positif corona lebih waspada.

Artinya, mereka akan memiliki kesadaran untuk memeriksakan dirinya jika merasa khawatir. 

"Dalam pengawasan pemerintah, dalam hal ini mereka sudah punya kesadaran ketika mereka ada kesempatan berinteraksi kepada pasien tersebut, (yang diketahui) hanya pegawai hotel, siapa tahu dia duduk di warung," kata pria yang akrab disapa Cok Ace ini, di Denpasar, Kamis (12/3/2020).

Baca juga: Pasien 25 Virus Corona yang Meninggal di Bali adalah WNA Perempuan

Menurutnya, jika tak disampaikan, akan menjadi bumerang di kemudian hari.

Terkait hal itu, pihaknya baru akan membicarakannya pada rapat dengan Satuan Tugas (Satgas) penanganan Covid-19 Bali yang telah dibentuk.

Sebab, dari kebijakan pusat, masih belum menyebutkan di mana saja pasien tersebut berada.

"Oleh sebab itu, ini menjadi salah satu yang akan kami bahas besok, karena sudah perlu kami terbuka. Karena sampai sekarang itu yang saya dengar di pusat masih ditutup informasinya. Kami tahu informasi itu adalah ketika dia masuk rumah sakit saja. Kami maunya melacak dari awal sehingga masyarakat terlindungi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com