Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Lengkap WN Belanda Aniaya Nelayan karena Bungalownya Disebut Sampah

Kompas.com - 12/03/2020, 07:44 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Resor Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), menangkap seorang pria berkebangsaaan Belanda berinisial EJ.

Warga negara Belanda itu ditangkap, karena dilaporkan telah menganiaya Soleman Kay (50), seorang nelayan asal Dusun Nemberala Utara, Desa Nemberala, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Lokasi penganiayaan di Hotel Tirosa, Desa Nemberala, pada Rabu 4 Maret Pukul 22.30 Wita," ungkap Kasubag Humas Polres Rote Ndao Aipda Anam Nurcahyo, kepada Kompas.com, Kamis (12/3/2020) pagi.

Kejadian itu, kata Anam, berawal saat korban Soleman Kay bersama sejumlah rekannya, sedang melaksanakan acara ulang tahun salah seorang dari mereka.

Baca juga: Alasan WN Belanda Aniaya Nelayan Rote Ndao, Tak Puas dengan Pembangunan Bungalow

Acara itu mereka isi dengan mengonsumsi minuman keras jenis bir.

Sekitar 30 menit kemudian, datanglah pelaku EJ, sambil memegang gelas yang berisi minuman keras.

EJ kemudian bertanya kepada Soleman dan rekan-rekannya, "apakah ada pesta di sini".

Kemudian, dijawab oleh seorang rekan Soleman, kalau mereka sedang merayakan acara ulang tahun.

Mendengar jawaban itu, EJ lalu meninggalkan mereka dan mengambil sebotol minuman keras dan memberikan kepada Soleman dan rekan-rekannya.

"Setelah memberikan minuman keras tersebut, EJ dan Soleman terlibat pertengkaran terkait dengan properti atau bungalow milik EJ yang dikerjakan Soleman," ungkap Anam.

Dalam pertengkaran itu, EJ menyebut pembangunan bungalow itu salah dan tidak sesuai spek.

Soleman yang tidak terima dengan pernyataan EJ, kemudian membalas dengan menjawab kalau apa yang pelaku bangun itu semua sampah.

Karena emosi dengan pernyataan Soleman, EJ lalu menganiaya dengan cara memukul Soleman menggunakan tangan sebanyak tiga kali pada bagian wajah Soleman, sehingga mengalami memar dan luka pada bagian pelipis mata kanan.

Tak terima dianiaya, Soleman lantas melaporkan ke Polsek Rote Barat dengan nomor: LP/04/III/2020/Res RN/Sek RB tanggal 4 Maret 2020.

Baca juga: Polisi: WN Belanda dan Korban Penganiayaan Sama-sama Mabuk Miras

Setelah itu, Soleman yang didampingi polisi kemudian dibawa ke Puskesmas Rote Barat, untuk diambil visum et repertum (VER).

Polisi lalu memeriksa sejumlah saksi dan menangkap pelaku EJ.

"Berdasarkan keterangan korban dan pelaku, menyebutkan kalau pelaku sewa tanah milik korban, untuk membangun bungalow dan yang kerja itu bungalo korban juga. Cuma sepertinya korban salah buat dan tidak sesuai spek yang diberikan oleh pelaku. Jadi, terjadi salah paham dan berujung penganiayaan. Pas kejadian, memang keduanya dalam pengaruh miras," ungkap dia.

Kini, kata Anam, EJ telah ditahan Polres Rote Ndao, dengan status tersangka selama 20 hari dari tanggal 8 Maret 2020 sampai dengan tanggal 27 Maret 2020 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com