Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digigit Kutu Kucing, Jari Bayi Asal Sragen Terancam Diamputasi, Ini Cerita Ibunya

Kompas.com - 12/03/2020, 05:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Etik Susilowati (29) tak menyangka jari tangan putrinya, Samara, terancam diamputasi setelah digigit kutu kucing.

Hal itu diketahui Etik setelah membawa Samara ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muwardi.

Saat itu, menurut Etik, seandainya kondisi jari tangan putrinya masih bengkak dan warnanya memerah, disarankan untuk diamputasi.

Baca juga: Jari Bayi 11 Bulan Asal Sragen Digigit Kutu Kucing, Bengkak dan Terancam Diamputasi

Sebab, kalau tidak dilakukan amputasi dimungkinkan akan dapat menjalar ke bagian yang lain.

Sebelumnya, Etik sudah berusaha memeriksakan putrinya ke beberapa rumah sakit, namun jari tangan Samara tak kunjung sembuh.

Etik menceritakan, Samara pernah disarankan untuk melakukan rontgen dan ultrasonography (USG).

Namun, karena keterbatasan ekonomi keuarganya, Etik belum bisa melakukan permintaan dokter tersebut.

Etik sendiri di rumah tidak bekerja, sedangkan suaminya, Wanto (30), hanya bekerja sebagai seorang kuli bangunan.

 

Sering menangis kesakitan

Menurut Etik, kondisi jari tangan kanan putrinya saat ini bengkak. Samara juga juga menjadi sering mengeluh sakit di tangannya dan demam.

Selain itu, Etik melihat muncul benjolan di alis, dahi, ketiak, bawah telinga, dan pantat anaknya.

Samara sempat diminta untuk rawat inap, namun belum mendapatkan kamar, maka Samara harus rawat jalan.

"Sekarang anaknya rawat jalan di rumah. Kadang ada dokter dari Puskesmas datang ke rumah untuk memeriksa kondisi anak saya," jelas dia.

 

Digigit saat usia 4 bulan

Etik lalu menjelaskan, Samara digigit kutu kucing saat berusia 4 bulan. Saat itu Etik meninggalkan Samara untuk memasak di dapur.

"Digigit kutu kucing itu usia empat bulan. Awalnya pas saya ajak masak," kata Etik kepada Kompas.com di Sragen, Jawa Tengah, Selasa (10/3/2020).

Hingga usia 11 bulan, Etik pun tak berhenti untuk mencari cara menyembuhkan putrinya.

Sepekan sekali, Samara harus kontrol ke rumah sakit. Setiap kali kontrol tidak dipungut biaya, karena Etik menggunakan BPJS.

Hanya saja untuk menebus obatnya harus membayar sendiri. Total sekali kontrol tersebut biaya untuk membayar obatnya mencapai Rp 300.000.

Jumlah tersebut untuk satu salep dan obat antibiotik yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi infeksi bakteri.

(Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com