Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Pemkot Tasikmalaya Borong 100 Jas Hujan, Harga Rp 10.000 untuk Tim Medis Corona

Kompas.com - 11/03/2020, 16:46 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tasikmalaya memborong 100 jas hujan plastik untuk stok tim medis penanganan Covid-19 akibat virus corona.

Has hujan plastik seharga Rp 10.000 dipakai untuk alat pelindung diri (APD) tim yang mengantar pasien rujukan.

Penggunaan jas hujan dan sepatu bot oleh tim medis terlihat saat petugas RSUD Soekardjo memindahkan tiga pasien terduga suspect corona ke dalam ambulans.

Baca juga: Pemkot Tasikmalaya Borong 100 Jas Hujan untuk Stok Tim Medis Corona

Pasien tersebut akan dirujuk ke RSU Gunung Jati untuk ditangani pada Sabtu (7/3/2020).

"Ya, kemarin memang itu yang dipakai petugas kita jas hujan biasa. Itu dipakai untuk mengantarkan orang dalam pemantauan (ODP) yang dikirim ke Cirebon. Kita borong jas hujan plastik di toko yang harganya Rp 10.000 per buah. Kota beli kemarin satu juta untuk 100 jas hujan plastik itu," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat kepada wartawan, Rabu (11/3/2020).

Ia mengatakan secara SOP medis, pemakaian jas hujan untuk APD tidak diperbolehkan.

Baca juga: Tangani Suspect Corona, Petugas Pakai Jas Hujan Plastik dan Sepatu Bot

Namun mereka terpaksa karena persediaan APD terbatas dan diprioritaskan jika ada pasien dalam perawatan (PDP).

"Karena kan APD sekali pakai, kegiatan kita terbatas, jadi beli jas hujan kemarin. Tapi, memang kalau secara SOP medis pemakaian jas hujan memang tak boleh," ujarnya.

Selain jas hujan plastik, tim medis juga memakai sepatu bot yang biasa digunakan di kebun.

"Yang pasti APD itu akan dipakai jika ada PDP. Alhamdulillah, hingga hari ini di kita tak ada PDP. Awalnya ada 9 ODP, tapi sekarang yang tersisa hanya 7 ODP di Kota Tasikmalaya," jelasnya.

Baca juga: Tak Ada APD, Tim Pengantar Pasien Suspect Corona Asal Garut Terpaksa Pakai Jas Hujan

Hanya ada 10 APD di seluruh RS di Tasikmalaya

Jas hujan plastik dan sepatu bot digunakan tim medis corona karena persediaan APD khusus habis saat akan mengantar 3 OPD Corona di RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya, Sabtu (7/3/2020) lalu.KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Jas hujan plastik dan sepatu bot digunakan tim medis corona karena persediaan APD khusus habis saat akan mengantar 3 OPD Corona di RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya, Sabtu (7/3/2020) lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat menjelaskan pihaknya telah mendapatkan 10 buah APD dari Dinas Ksehatan Provinsi Jawa Barat.

Namun 10 APD tersebut tersebar di beberapa rumah sakit di Tasikmalaya.

"Saat kemarin memang APD habis. Saat ini ada tapi minim. Paling ada sekitar 10 pics APD itu dan tersebar di beberapa rumah sakit di Tasik," ungkapnya.

Sementara itu Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman menjelaskan APD yang biasanya dipakai di ruang isolasi selama ini dipergunakan satu kali pakai dan persediaannya telah habis.

Baca juga: Kisah di Balik Jas Hujan Kresek Jokowi Saat Tinjau Korban Banjir

Penggunaan jas hujan dan sepatu bot dilakukan karena minimnya ketersedian APD.

Ia mengaku telah berupaya meminta bantuan Kementerian Kesehatan untuk pengadaan APD karena alat tersebut sangat dibutuhkan.

"Kita sudah meminta bantuan ke Kementerian untuk pengadaan APD," jelas Budi, Jumat (6/3/2020).

Selain itu RSUD Soekardjo juga kesulitan membeli alat pengukur suhu tubuh karena stok di pasaran habis.

Baca juga: Kehujanan Saat Tinjau Korban Banjir, Jokowi Pakai Jas Hujan Kresek

"Untuk alat pendeteksi suhu badan juga sekarang ini sulit didapatkan karena banyak yang memborong. Kami selama ini masih berharap agar Kementerian Kesehatan bisa membantu," harap Budi.

Sementara untuk alat deteksi corona, pihaknya ingin membeli namun harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari World Health Organization (WHO).

"Saya tadinya semangat sudah beli saja alat pemeriksaan virus corona Covid-19 untuk di laboratorium RSUD, jadi kalau ada pasien nantinya di Kota Tasikmalaya tak harus dirujuk ke rumah sakit lain. Kalau sekitar Rp 1 sampai 2 miliar kita sanggup beli dari dana tanggap darurat cairkan. Tapi ternyata bukan alatnya yang sulit tapi izinnya harus di WHO," jelas Budi

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Irwan Nugraha | Editor: Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com