SAMARINDA, KOMPAS.com – Muhammad Irsani, warga Kelurahan Sambaliung, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur memelihara buaya sebanyak 32 ekor di belakang rumahnya.
Saat pertama kali memelihara reptil itu pada 1998, Irsani membuat kandang berukuran 20x30 meter yang dipagari kayu ulin berlapis seng bekas.
Kini pagar itu mulai rapuh dan membuat warga sekitar khawatir.
“Warga takut suatu ketika pagarnya bocor karena lapuk, buaya-buaya itu bisa keluar,” ungkap Ansari, Ketua RT 03 Kelurahan Sambaliung, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/3/2020).
Baca juga: Cerita Nelayan Riau Selamat dari Terkaman Buaya Saat Menjala Udang
Anshari mengatakan, lokasi penangkaran berada di kawasan padat permukiman. Selain itu, dekat kandang buaya jadi lokasi anak-anak bermain.
Warga takut keberadaan buaya bakal memakan korban. Namun sejauh ini kasus demikian belum terjadi.
Selain bahaya keselamatan, warga juga mengeluh bau kandang buaya yang menyengat saat hujan.
“Banyak ayam-ayam milik warga yang masuk kandang itu langsung dimakan buaya. Kami khawatir anak-anak main terus lompat pagar," terang Ansari.
Baca juga: Warga Tangkar 32 Buaya di Belakang Rumah, Hanya Berdinding Papan dan Seng
Semakin banyak warga yang khawatir membuat Ansari berdiskusi dengan pemilik penangkaran buaya itu dan meminta agar dipindah.
Saat itu pemilik menyetujui usulan tersebut.