Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bantu Turiyan yang Lumpuh 47 Tahun, Tak Punya Kursi Roda Pakai Mobil-mobilan Kayu

Kompas.com - 11/03/2020, 13:54 WIB
Robertus Belarminus

Editor

KOMPAS.com - Meski mengalami lumpuh, Turiyan (57) tak mau menyerah. 

Dia membuat mobil mainan dari kayu yang digunakannya sebagai pengganti kursi roda.

Dengan mobil mainan kayu tersebut, pria yang sudah 47 tahun lumpuh itu bisa bergerak untuk beraktivitas.

Kedua kakinya yang lumpuh terpangku di atas mobil-mobilan kayu itu.

Tangan kanannya memegang tongkat berukuran pendek. Sedangkan tangan kirinya menyentuh lantai dengan alas sandal.

Baca juga: Kisah Turiyan, Alami Lumpuh 47 Tahun, Gunakan Mobil-mobilan Pengganti Kursi Roda

Kedua tangan itu bergantian mendorong mobil-mobilan kayu yang didudukinya.

Kayu itu mudah menggelinding karena terdapat empat roda di bawahnya. Roda itu juga terbuat dari kayu. 

Kompas.com menggalang dana melalui kitabisa.com untuk membantu Turiyan. Sumbangkan rezeki Anda dengan cara klik di sini  untuk donasi.

Saat itu, Minggu (8/3/2020), Turiyan yang hidup seorang diri hendak keluar dari rumahnya di RT 041 RW 007 Dusun Lepur, Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.

"Ini saya buat sendiri," kata Turiyan, sambil menunjukan kayu berbentuk mobil mainan yang didudukinya.

Turiyan merupakan warga yang menderita cacat fisik. Kedua kakinya lumpuh.

Bentuk kakinya mengecil dan tidak bisa difungsikan layaknya orang dengan kaki normal pada umumnya.

Kedua tangannya juga tidak normal. Meskipun, tangannya masih bisa difungsikan.

Cerita kelumpuhan Turiyan itu bermula sejak kelas 2 sekolah dasar (SD). Saat itu, setiap organ tubuhnya masih normal.

Bermula dari kecelakaan

Sampai akhirnya, Turiyan yang merupakan anak ketiga dari sembilan bersaudara mengalami kecelakaan.

Ketika itu, Turiyan yang masih berumur sekitar 10 tahun mandi di sungai bersama teman-temannya. Nahas, dia terjatuh saat melompati bebatuan.

Kedua kakinya terperosok di antara batu dan menimpanya.

Sejak saat itu, Turiyan tidak bisa berjalan. Berbagai pengobatan telah dilakukan, namun hasilnya tidak maksimal.

Kaki Turiyan mulai paha sampai ke telapak kaki lumpuh dan kondisinya mengecil.

"Jatuh di sungai kejepit batu. Ditolong oleh lima orang, tapi tidak bisa," kata dia.

Baca juga: Detik-detik Mobil Tabrak Tenda Berisi Buruh yang Sedang Aksi Mogok hingga 4 Tewas

Sejak saat itu, Turiyan berjalan menggunakan tangannya.

Lalu di usia 20 tahun, Turiyan berinisiatif membuat mobil-mobilan dari kayu yang bisa ditumpanginya untuk berjalan.

"Saya buat seperti ini supaya saya lebih cepat (berjalannya)," kata dia.

Hidup mandiri membuat kerajinan bambu

Turiyan tinggal seorang diri di rumahnya. Saudaranya sudah memiliki keluarga dan rumah masing-masing.

Rumah yang ditempatinya adalah rumah keturunan keluarganya terdahulu.

Sehari-hari, Turiyan membuat tampah, alat tradisional dari anyaman bambu yang biasanya dibuat untuk membersihkan beras.

Hal itu dilakukan Turiyan di tengah keterbatasan fisiknya.

"Ada orang pesan dibuatin. Kalau tidak ada ya diam saja. Cuma nyapu-nyapu," kata dia.

Meski tinggal seorang diri, Turiyan bukan berarti menjalani hidup sepenuhnya seorang diri. Saudaranya yang bernama Paingan (37) masih kerap merawatnya.

Rumah keduanya berdampingan sehingga masih bisa saling membantu.

Selama ini, kebutuhan untuk Turiyan dipenuhi oleh saudaranya itu. Termasuk untuk kebutuhan hidupnya.

Baca juga: Pemkot Surabaya Kembali Tolak Kapal Pesiar Berlabuh, Cegah Virus Corona

Tidak hanya itu, Paingan juga yang mengambilkan bambu untuk Turiyan supaya dibuat tampah jika ada orang yang memesan.

"Kalau nyuci dan buat kopi, kakak saya ini bisa sendiri. Tapi kalau makan, istri saya yang masakin," imbuh dia.

Ketua RT 041 RW 007, Suwardi mengatakan, dirinya selalu berusaha supaya Turiyan mendapat perhatian dari pemerintah setempat.

"Dulu dapat BLT (bantuan langsung tunai). Yang membawa ke balai desa saya, saya gendong," ungkap dia.

Kompas.com menggalang dana melalui kitabisa.com untuk membantu Turiyan. Sumbangkan rezeki Anda dengan cara klik di sini untuk donasi.

(KOMPAS.com/ANDI HARTIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com