Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas Tambang Timah di Babel Terus Berjatuhan, Pemerintah Didesak Audit Wilayah

Kompas.com - 11/03/2020, 13:32 WIB
Heru Dahnur ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Korban tewas akibat kecelakaan tambang timah ilegal di Kepulauan Bangka Belitung terus berjatuhan.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mendesak pemerintah untuk segera menghentikan semua aktivitas pertambangan tanpa izin tersebut.

"Dalam catatan Walhi Babel, sejak 2017 hingga 2020 ada 40 korban meninggal. Pada 2019 berjumlah 26 meninggal. Kejadian kembali berulang di triwulan pertama 2020 dengan laka tambang yang berakhir dengan kematian 5 pekerja," kata Direktur Walhi Kepulauan Bangka Belitung Jessix Amundian kepada Kompas.com, Rabu (11/3/2020).

Baca juga: Kunker ke Tiongkok, Gubernur Babel Paparkan Sejarah 250 Tahun Tambang Timah Pemasok Dunia

Jessix menuturkan, korban pada 2020 tersebar di berbagai daerah Bumi Serumpun Sebalai.

Yakni di Kabupaten Bangka Tengah (2 meninggal), Kabupaten Bangka (1 meninggal), Kabupaten Bangka Barat (1 meninggal) dan Belitung Timur (1 meninggal).

Dari jumlah tersebut, korban meninggal di tambang darat tercatat sebanyak 4 orang dan 1 orang di tambang laut.

Baca juga: Walhi Temukan 6.000 Lubang Tambang Timah di Babel, Sebut 26 Orang Tewas di Tambang Sepanjang 2019 di Babel

Minta Pemrov Babel hentikan tambang ilegal

"Pemprov Babel sudah seharusnya menghentikan semua aktivitas tambang ilegal, melakukan moratorium dan audit lingkungan," kata Jessix.

Selain itu, pihak berwenang diminta melakukan pengawasan untuk memastikan pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) bertanggung jawab jika ditemukan pelanggaran.

Seperti, tidak melakukan upaya pemulihan lingkungan, menampung dan mengolah yang bukan dari wilayah IUP.

"Menilik dari peristiwa laka tambang di tahun-tahun sebelumnya,Babel menjadi wilayah potensial laka tambang. Tentunya sikap abai akan menambah beban kerusakan lingkungan dan bencana kemanusiaan yang terus berulang ke depan," ujar dia.

Sebagian laka tambang timah kata Jessix, juga terjadi di wilayah IUP resmi.Baca juga: Reklamasi Bekas Tambang Timah di Pantai Terapkan Transplantasi Karang dan Fish Shelter

Penyebab korban tewas menurut polisi

Dimintai keterangan secara terpisah, Kabid Humas Polda Kepulauan Bangka Belitung AKBP Maladi mengatakan, korban tewas di tambang timah cenderung disebabkan faktor prosedur pekerjaan.

"Kadang prosedur pekerjaan dan keselamatan diabaikan," ujar Maladi kepada Kompas.com melalui telepon, Rabu (11/3/2020).

Kepolisian kata Maladi, terus berupaya menekan jumlah korban dengan merazia penambangan timah ilegal.

"Setiap saat razia. Tapi kan kucing-kucingan. Dibongkar siang, malamnya muncul. Ini banyak wilayah harus di cover," pungkas Maladi.

Baca juga: Operator Alat Berat Tewas Dalam Lubang Tambang Timah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com