Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

345 Warga Gunungkidul Terjangkit DBD, 3 orang Meninggal Dunia

Kompas.com - 10/03/2020, 07:42 WIB
Markus Yuwono,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat sebanyak 345 warga terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). 

"Untuk penetapan positif (DBD) atau tidaknya harus melalui kajian ilmiah. Tapi berdasarkan laporan, kuat dugaan tiga korban meninggal dunia karena DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty, Senin (9/3/2020).

Baca juga: DBD di Sikka Meningkat, Terawan Bawa 30 Dokter dan 6 Perawat, Tak Pulang Sebelum Warga Sembuh

Dia menjelaskan, tiga orang yang meninggal berasal dari Kecamatan Playen, Wonosari, dan Patuk.

"Bulan Januari 142 kasus, Februari 191 kasus, dan Bulan Maret hingga Senin sudah 12 kasus.

Peningkatan bisa terlihat dengan perbandingan di triwulan pertama 2019.

Tahun lalu di tiga bulan awal, jumlah kasus baru sebanyak 192 warga yang positif DBD.

Meski demikian, pihaknya belum akan menaikkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Hal ini karena ancaman penyakit DBD masih bisa dikendalikan," ujarnya.

Dewi menambahkan, pihaknya akan mengoptimalkan melalui program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan program 3M (mengubur, menguras dan menutup) tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

"PSN harus dilakukan karena jika tidak jentik dalam lima hari akan menjadi nyamuk hingga akhirnya bisa menularkan DBD lagi, meski sudah dilakukan fogging," ujarnya.

Baca juga: Terawan: Masalah di Indonesia Bukan Hanya Corona, Ada yang Lebih Mematikan Yaitu DBD

Selain itu, Dewi menyebut perlunya memperkuat koordinasi lintas sektoral dari tingkat kabupaten hingga desa.

"Pengasapan dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa, sementara untuk jentik nyamuk atau telur tidak mempan dengan penyemprotan," papar Dewi.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Suharno mengatakan, pemerintah harus tanggap dan sigap menanggulani penyebaran DBD.

"Pemerintah seharusnya cepat, jangan sampai ada korban jiwa lagi karena DBD," kata Suharno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com