Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Jalur Independen, Langkah Bupati Jember Faida Dinilai Anomali

Kompas.com - 09/03/2020, 17:26 WIB
Bagus Supriadi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Langkah Bupati Jember Faida yang maju sebagai bakal calon bupati melalui jalur independen dinilai sebagai anomali.

Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember Agus Trihartono mengatakan, seharusnya partai politik mengusung calon petahana karena peluang yang lebih besar.

“Itu baru terjadi di Jember (petahana maju dari jalur independen), karena biasanya petahana itu punya hukum besi,” kata Agus kepada Kompas.com, Senin (9/3/2020).

Baca juga: 11 Partai Politik Berkoalisi Lawan Calon Petahana di Pilkada Jember

Menurutnya, calon petahana lebih dikenal masyarakat dan memiliki peluang yang lebih besar untuk menang.

Agus justru mempertanyakan keputusan partai politik di Jember tak mendukung Faida.

“Ini akan menjadi studi menarik, apakah mesin politik lebih kuat atau pemilih di Jember lebih independen,” terang dia.

 

Agus tak berani berandai-andai dengan hasil Pilkada Jember 2020. Menurutnya, kemenangan kandidat di pilkada tergantung cara kampanye.

Meskipun, calon petahana telah bekerja selama lima tahun dan lebih dekat dengan masyarakat, calon lain juga memiliki kesempatan jika menggunakan cara kampanye yang tepat.

“Menurut saya tergantung pada kampanye yang dilakukan, menawarkan yang lebih kompleks,” katanya.

Salah satu cara kampanye yang dinilai efektif adalah berinteraksi langsung dengan masyarakat. Para kandidat, kata dia, tak cuma menyebarkan baliho dan poster ke penjuru kabupaten.

Para kandidat harus memaparkan program dan rencana pembangunan yang lebih baik.

Sejauh ini, 11 partai politik di Jember telah sepakat berkoalisi melawan petahana. Agus menilai hal itu dilakukan untuk mengalahkan calon petahana.

"Mereka yakin mesin politik masih sangat kuat," kata dia.

Agus mengingatkan, jalur independen memang memberikan alternatif bagi masyarakat. Tapi, masalah bisa terjadi jika calon independen terpilih dan memerintah.

“Jalur perseorangan sebenarnya memberi alternatif, tapi masalahnya kalau sudah terpilih, hubungan dengan legislatif yang sulit,” jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com