Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sukabumi Masih Ada yang Suka BAB Sembarangan

Kompas.com - 09/03/2020, 16:37 WIB
Budiyanto ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sebagian warga di Kota Sukabumi, Jawa Barat, hingga saat ini masih mengalami persoalan dalam bidang sanitasi.

Salah satunya, sebagian warga Sukabumi masih melakukan buang air besar (BAB) sembarangan atau belum mendapat predikat open defecation free (ODF).

"Belum ada kelurahan yang ODF sampai 100 persen, baru 48 persen," kata Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Yudi Yustiawan kepada Kompas.com di sela Rapat Koordinasi Penguatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Sukabumi, Senin (9/3/2020).

Baca juga: Ridwan Kamil Optimistis Virus Corona Tak Berdampak Signifikan terhadap Ekonomi Jabar

Yudi menuturkan, pada 2020 ini, tiga kelurahan yang didorong untuk mencapai 100 persen ODF.

Masing-masing yakni, Kelurahan Karamat di Kecamatan Gunungpuyuh, Kelurahan Sindangpalay di Kecamatan Cibeureum dan Kelurahan Baros di Kecamatan Baros.

Menurut Yudi, untuk mencapai target, program ini harus dilaksanakan secara bersama-sama atau kolaborasi.

Sebab, tidak bisa dilaksanakan hanya oleh Dinas Kesehatan.

Baca juga: Risiko Mengintai, 8,6 Juta Rumah Tangga di Indonesia BAB Sembarangan

Untuk itu, menurut Yudi, pihaknya bersama perangkat daerah lain menggandeng TNI, Polri, dan Baznas untuk menggerakkan masyarakat.

"Yang tidak kalah pentingnya dari masyarakatnya sendiri untuk merubah perilaku. Bagaimana buang limbah BAB tidak ke daratan, selokan dan sungai, tapi melalui septic tank," tutur dia.

Kebiasaan masyarakat

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Sukabumi Wahyu Handriana menjelaskan, masyarakat harus memiliki pengelolaan pembuangan limbah buang air besar  atau septic tank.

"Limbah BAB tidak dibuang ke sungai, gorong-gorong, atau kebun, tapi harus dibuang ke septic tank," kata Wahyu.

Namun, menurut Wahyu, saat ini masih cukup banyak rumah tangga yang tidak mempunyai septic tank dan membuang limbah air besar langsung ke sungai.

Hal itu terutama terjadi pada penduduk yang tinggal di sekitar atau sepanjang bantaran sungai.

"Yang di bantaran sungai ini agak berat. Ada kebiasaan membangun rumah tanpa septic tank, lalu membuang limbahnya ke sungai," kata dia.

Baca juga: 45 Tahun Buang Air Besar di Tempat Terbuka, Pria ini Beberkan Alasannya

Mengubah perilaku masyarakat

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menuturkan, di wilayahnya belum ada satupun kelurahan yang sudah ODF.

Masih banyak warga yang buang air besar sembarangan ke selokan maupun sungai di wilayahnya.

"ODF ini menjadi target kami. Ada tiga kelurahan yang diharapkan menjadi percontohan, sehingga ODF bisa tercapai," kata Fahmi seusai membuka rapat koordinasi STBM.

Menurut Fahmi, pihaknya akan menggelar rapat koordinasi yang melibatkan seluruh aparat daerah, TNI, Polri, juga organisasi profesi dan lembaga kemasyarakatan

"Ini terkait budaya dan perilaku masyarakat. Tidak mungkin STBM tuntas tanpa masyarakat berubah pola dan perilakunya," ujar mantan Wakil Wali Kota Sukabumi tersebut.

Fahmi mengatakan, dalam program kerjanya, pembangunan fisik wajib diikuti pembangunan budaya yang melibatkan masyarakat.

"Rapat koordinasi ini merupakan harapan kerja bareng, kerja kolaborasi, sehingga target bisa tuntas. Derajat kesehatan masyarakat juga meningkat," kata Fahmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com