Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLHK Akan Periksa Proyek Jalan yang Lewati Hutan Lindung di Garut

Kompas.com - 09/03/2020, 11:51 WIB
Ari Maulana Karang,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan segera menurunkan tim untuk melihat langsung proses pembangunan jalan poros tengah di Garut yang diduga menabrak kawasan hutan lindung di Gunung Cikuray yang dikelola oleh Perum Perhutani.

Hal ini disampaikan oleh Wiratno, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Nanti kita kirim tim ke lapangan untuk melihat langsung, kalau tidak ada izin, harus dihentikan,” jelas Wiratno saat dihubungi lewat aplikasi pesan, Senin (9/3/2020).

Baca juga: Soal Bangun Jalan Lewati Gunung Cikuray, Garut Diminta Belajar dari Banjir 2016

Wiratno mengakui, ia telah mendengar soal pembangunan jalan poros tengah tersebut lewat berita-berita di media massa.

Jika memang jalan yang dibangun adalah jalan baru, maka pemerintah daerah harusnya mengantongi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) yang dikeluarkan oleh Direktorat Planologi KLHK.

Sekretaris Dirjen Planologi KLHK, Agus Tanta Budi Priyatno yang dihubungi bersamaan dengan Wiratno mengakui, soal pembangunan jalan baru yang masuk kawasan hutan, memang harus melalui mekanisme IPPKH.

“Kita nggak hapal satu-satu permohonan izin yang masuk, yang pasti jalan dalam kawasan hutan harus ada IPPKH,” katanya.

Agus menegaskan, jika memang jalan dibangun oleh pemerintah daerah, maka bupati bisa berkirim surat ke KLHK untuk proses perizinannya.

Mekanisme IPPKH sendiri, menurutnya, telah cukup jelas diatur dalam Permen LHK nomor 27 tahun 2018 tentang IPPKH.

“Nanti kita laporkan ke Gakkum agar kegiatannya dihentikan,” tegasnya.

Dihubungi terpisah, Koordinator Konsorsium Penyelamatan Cikuray (KPC) Usep Ebit Mulyana mengakui, pihaknya telah melaporkan pembangunan ruas jalan poros tengah tersebut ke Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK).

Selain itu, laporan juga disampaikan ke Komisi IV dan V DPR RI serta Mabes Polri dan Kejaksaan Agung.

“Kita minta ada penegakan hukum, karena hutan telah dirusak, bukti-bukti kita lampirkan dalam laporan yang kita sampaikan,” jelas Ebit saat dihubungi via aplikasi pesan, Senin (9/3/2020).

Menurut Ebit, Wakil Bupati dan Bupati Garut sebelumnya telah menyatakan memberhentikan proses pembangunan jalan tersebut.

Namun, pada kenyataannya, proses pembangunan di lapangan terus berjalan.

Baca juga: Bikin Jalan Lewati Hutan Lindung di Garut, Pegiat Lingkungan Protes

Dengan begitu, makin banyak saja kawasan hutan yang dirusak sebelum mengantongi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).

“Tiap hari, kawasan hutan yang dirusak bertambah, karena pada kenyataannya proses pembangunan terus berjalan,” kata Ebit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com