Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terima Ponsel Anaknya Disita, Wali Murid Datang Bawa Pistol dan Aniaya Kepala Sekolah, Berikut Fakta Lengkapnya...

Kompas.com - 09/03/2020, 05:45 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Kasus kekerasan yang dilakukan seorang wali murid terjadi di SMAN 10 Tanjung Jabung (Tanjab) Barat, Jambi.

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (6/3/2020) sore.

Aksi arogan seorang wali murid itu diduga karena tak terima ponsel anaknya disita pihak sekolah saat ujian berlangsung.

Selain mengintimidasi dengan pistol, seorang wali murid itu juga diketahui melakukan penganiayaan terhadap kepala sekolah.

Berikut ini fakta selengkapnya:

1. Ponsel anak disita

Ilustrasi ponsel fitur Nokia dengan sistem operasi AndroidPhone Radar Ilustrasi ponsel fitur Nokia dengan sistem operasi Android

Kasus kekerasan yang terjadi di SMAN 10 Tanjung Jabung Barat, Jambi, tersebut bermula saat pihak sekolah meminta seluruh siswa menyerahkan ponselnya ketika ujian berlangsung.

Namun, saat siswa lainnya sudah menyerahkan ponselnya, ada seorang siswa yang tidak mematuhi perintah tersebut.

Saat diketahui pihak sekolah, seorang siswa itu mengaku tidak berani menyerahkan ponselnya karena orangtuanya tidak mengizinkan.

Karena hal tersebut merupakan aturan sekolah, akhirnya ponsel siswa tersebut tetap disita sementara oleh pihak sekolah.

“Siswa bersangkutan beralasan orangtuanya tidak mengizinkan HP tersebut dikumpulkan. Demi kebersamaan kedudukan siswa dalam penegakan aturan, kepsek tetap meminta HP tersebut dan meminta siswa menginformasikan ke orangtuanya,” terang Lukman, Ketua PGRI Provinsi Jambi, seperti dilansir Tribun Jambi, Sabtu (7/3/2020).

Baca juga: Duduk Perkara Seorang Wali Murid Aniaya Kepala Sekolah, Datang Bawa Pistol hingga PGRI Turun Tangan

2. Terdengar suara letusan

Ilustrasi pistolSHUTTERSTOCK Ilustrasi pistol

Pihak sekolah tidak menyangka bahwa kebijakannya untuk mengumpulkan ponsel siswa saat ujian berlangsung itu akan berujung pada aksi kekerasan oleh seorang wali murid.

Usai ujian sekolah berlangsung, sore harinya ada seorang wali murid yang datang ke sekolah.

Warga sekolah yang saat itu masih berada di lokasi tiba-tiba dikagetkan dengan suara letusan keras. Kemudian, mereka berhamburan ke luar untuk menyelamatkan diri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com