Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapak Taman Baca Gratis di Stasiun Dibongkar, Pegiat Literasi Ini Dilarikan ke RS

Kompas.com - 08/03/2020, 23:39 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Ipin Katini (50), salah satu warga yang menduduki bangunan di atas lahan PT. KAI di Jalan Kolonel Sudiarto, Kota Tegal, Jawa Tengah, akhirnya sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Harapan Anda Kota Tegal selama lima hari, Minggu (8/3/2020).

Ipin sebelumnya mengalami syok dan kondisi kesehatannya menurun sehingga harus dilarikan ke rumah sakit setelah tempat huniannya yang dikemas Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Cahaya Baca dan warung makan itu dibongkar paksa petugas pada 3 Maret 2020.

Pembongkaran ratusan lapak pedagang kaki lima (PKL), kios, dan bangunan semi permanen yang menduduki lahan PT. KAI dan trotoar dilakukan pihak PT KAI bersama Pemkot Tegal sebagai upaya revitalisasi Taman Pancasila kawasan Stasiun Kota Tegal menuju kawasan Alun-alun Kota Tegal.

Baca juga: Protes Lapaknya Dibongkar, Ibu Penjual Nasi Ini Panjat Tower Stasiun Tegal
Saat pembongkaran terjadi, Ipin saat itu tengah berada di tempatnya yang sudah puluhan tahun dihuni bersama suaminya.

Ipin mengaku syok, karena satu-satunya tempat hunian dan mencari penghidupan harus dibongkar paksa petugas.

Ipin saat itu mengaku histeris, karena belum sempat memindahkan barang-barangnya, termasuk ratusan koleksi buku TBM gratis yang dikelolanya.

Istri dari Rusdianto ini juga menepis kabar yang sudah terlanjur beredar yang menyebutkan ia dipukul oleh petugas saat pembongkaran.

"Saya histeris saja karena barang-barang belum dikeluarkan. Tidak ada pemukulan, saya tidak dipukul atau kesenggol beko. Saya masuk rumah sakit karena kondisi kesehatan saya drop waktu itu," kata Ipin, kepada Kompas.com, Minggu (8/3/2020)

Meski demikian, Ipin mengaku rela dan sadar bahwa tanah yang didudukinya, bukan haknya. Adanya peristiwa pembongkaran memang menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Ada masyarakat yang mengaku setuju, ada pula yang seharusnya pedagang direlokasi sebelum pembongkaran.

"Tapi bagaimana lagi, tapi untuk kebaikan oleh pemerintah pada akhirnya kami harus menerima saja," kata Ipin.

Baca juga: Puluhan Lapak PKL di Kawasan Stasiun Tegal Dibongkar dengan Alat Berat

Pemkot sebelumnya menyatakan sudah menyediakan tempat baru. Belakangan, alternatif lahan baru kembali disediakan Pemkot. Pasalnya, masih ada yang menilai relokasi yang disediakan sebelumnya kurang layak.

"Semoga bisa ada solusi, agar kami bisa berdagang lagi dan membuka TBM," kata Ipin.

Adanya peristiswa yang menimpa Ipin, menimbulkan simpati dan empati dari berbagai kalangan. Termasuk banyak rekannya sesama pegiat literasi yang tergabung dalam Forum TBM Kota Tegal.

Sementara itu kepulangan Ipin, dijemput rekannya dan Ketua DPRD Kota Tegal Kusnendro, Minggu (8/3/2020).

Ketua Forum TBM Kota Tegal Yusqon mengatakan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Pemkot Tegal untuk mencari solusi.

Menurut Yusqon, meski bangunan sekarang sudah tak ada lagi, namun keberadaan TBM Cahaya Baca di kawasan stasiun sebelumnya sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"Dan alhamdulillah, beliau Wakil Wali Kota M. Jumadi sudah mendapatkan kepastian untuk solusi TBM. Rencananya akan ditata lagi di stasiun kerja sama Pemkot Tegal dan PT. KAI," pungkas Yusqon.

Sementara itu, gelombang protes pembongkaran dari sejumlah pedagang masih terus bergulir.

Rencananya Senin (9/3/2020) seratusan pedagang akan kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Kota Tegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com