Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Murid Aniaya Kepala Sekolah, Bawa Pistol, Tak Terima Ponsel Anak Dikumpulkan

Kompas.com - 08/03/2020, 06:56 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kepala Sekolah di Tanjung Jabung Barat dianiya oleh wali murid pada Rabu (6/3/2020) sore.

Penganiayaan berawal saat siswa mengikuti ujian berbasis android. Untuk ujian online tersebut, sekolah menyediakan fasilitas wifi untuk akses internet siswa.

Untuk memaksimalkan wifi, pihak sekolah meminta warga sekolah tidak menggunakan ponsel selama ujian berlangsung.

Para siswa pun diminta untuk mengumpulkan ponsel yang dibawa secara suka rela.

Baca juga: Soal Ratusan Siswa SD Panjat Tembok agar Sampai ke Sekolah, Pemilik Lahan: Itu Tak Benar

Saat sesi ujian pertama berlangsung, kepala sekolah menemukan seorang siswa yang tak menyerahkan ponselnya.

Siswa tersebut beralasan orang tuanya melarag mengumpulkan ponsel yang ia dibawa. Namun karena sudah aturan, sang kepala sekolah tetap meminta ponsel tersebut.

“Siswa bersangkutan beralasan orangtuanya tidak mengizinkan HP tersebut dikumpulkan. Demi kebersamaan kedudukan siswa dalam penegakan aturan, kepsek tetap meminta HP tersebut dan meminta siswa menginformasikan ke orangtuanya,” terang Lukman, Ketua PGRI Provinis Jambi seperti dilansir dari Tribun Jambi, Sabtu (7/3/2020).

Baca juga: Tiap Hari Kami Terlambat ke Sekolah gara-gara Harus Berulang Kali Panjat Tembok Tinggi Ini

Marah bawa pistol, pukul kepala sekolah di halaman

Ilustrasi marah di ponselKristinaJovanovic Ilustrasi marah di ponsel
Namun tak disangka, pada Rabu sore saat tak lagi ada aktivitas belajar mengajar, orang tua siswa tersebut mendatangi sekolah.

Saat itu kepala sekolah dan beberapa guru masih di sekolah.

Tiba-tiba terdengar suara letusan yang keras dan membuat warga sekolah yang ada di lokasi berhamburan keluar.

Di halaman sekolah, mereka melihat kepala sekolah dibentak dan dipukul oleh seorang laki-laki yang diduga orang tua murid.

Baca juga: Mesum, Kepala Sekolah dan Wakilnya Dicambuk di Banda Aceh

"Kepsek mencoba menghindar dengan menangkis pukulan tersebut. Karena merasa belum puas, yang bersangkutan langsung menyingkap sebagian bajunya dan terlihat jelas pistol terselip di pinggangnya,” jelas Lukman.

Intimidasi tak berhenti. Pria yang diduga wali murid tersebut mengambil kayu stok pramuka yang ada di dekatnya.

Tapi dia urung memukulkan kayu ke tersebut ke arah kepala sekolah.

Terkait kasus tersebut, Lukman mengatakan PGRI akan memberikan dampingan karena kejadian tersebut menjadi preseden buruk dunia pendidikan.

Baca juga: Cerita di Balik Perjuangan Ratusan Murid SD di Kupang Panjat Tembok 4 Meter agar Sampai ke Sekolah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com