Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Korban Perkosaan Orang Tak Dikenal, Tinggalkan Bayinya Bersama Sepucuk Surat

Kompas.com - 08/03/2020, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Marsaulina Nababan (52) terkejut mendapati seorang bayi menangis saat ia hendak membuang sampah di samping rumahnya, Kamis (5/3/2020) pukul 20.15 WIB.

Warga Desa Paniaran, Siborong-borong, Tapanuli Utara itu melihat, bayi tersebut bergerak-gerak dan dibungkus kain gendongan dengan rapi.

Kejadian temuan bayi itu dilaporkan kepada polisi.

Baca juga: Selamatkan Mahasiswi Unpad dari Perkosaan, 3 Warga Dapat Penghargaan

Korban perkosaan oleh orang tak dikenal

Ilustrasi.Shutterstock Ilustrasi.
Rupanya bayi malang berjenis kelamin laki-laki itu ditinggalkan oleh ibunya yang merupakan korban perkosaan.

Hal tersebut diketahui setelah polisi menemukan sepucuk surat di dalam kain gendongan.

'Bapak Ibu yang menemukan bayi ini, saya minta tolong, tolong rawat bayi saya', demikian kalimat pembuka yang ditulis oleh ibu si bayi.

Pada kalimat berikutnya, ibu dari bayi itu mengatakan bahwa ia tidak mengenal ayah bayi tersebut. Ayah si bayi tak lain adalah orang yang memperkosanya.

'Saya tidak bisa mengasuhnya, karena saya hidup sebatang kara. Saya hanyalah seorang korban perkosaan orang jahat yang tak mau bertanggung jawab atas perlakuannya dan juga saya tidak kenal sama dia'

Baca juga: 5 Fakta Pemerkosaan Sejenis di Tempat Ibadah, Berawal Menumpang Menginap hingga Diserahkan Warga ke Polisi

Kesulitan ekonomi, ditolak panti asuhan

Ilustrasi air matasmartmeetings.com Ilustrasi air mata
Ibu dari sang bayi menjelaskan, dirinya tidak sanggup merawat bukan lantaran tak sayang pada anaknya.

Faktor ekonomi melatarbelakangi dibuangnya bayi tersebut.

'Saya tidak mampu mengasuh bayi ini, karena saya tidak kerja apa-apa. Selain meminta-minta, saya juga enggak punya tempat tinggal.

Saya mau masukkan bayi ini ke panti asuhan tapi tidak di terima karena saya tidak punya data diri. Saya tidak punya KTP, tak punya kartu keluarga juga.

Sekali lagi tolong asuh anak saya ini karena saya benar-banar tidak mampu. Saya sayang sama bayi ini saya tidak mau membuat dia hidup menderita dengan saya. Sekarang dia lagi sakit, lihat kepalanya,' demikian tulis ibu si bayi.

Pada surat tersebut, ibu bayi juga menyertakan identitas berupa nama dan tempat tanggal lahir bayinya. Dari tanggal tersebut, diketahui usia sang bayi masih 3 bulan.

Baca juga: Polisi Selidiki Temuan Gumpalan Daging Diduga Bayi Hasil Aborsi

Dilacak

Ilustrasi bayi, ibu dan bayiShutterstock Ilustrasi bayi, ibu dan bayi
Kasubag Humas Polres Tapanuli Utara Aiptu Walpon Baringbing mengatakan, polisi saat ini tengah melacak identitas orangtua bayi tersebut.

Bayi itu saat ini dirawat di Puskesmas Paniaran, Kabupaten Tapanuli Utara.

"Kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Pemkab Taput untuk perawatan bayi itu ke depan," katanya.

Sumber: Kompas.com, Tribun Medan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com