Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisahnya Viral, Ayah dan Anak Penyintas Kanker Dapatkan Sumbangan Masker, Sebagian untuk Masyarakat

Kompas.com - 07/03/2020, 20:31 WIB
Hendra Cipta,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Cerita Susanto Tan (46) dan Celine (6), ayah dan anak penyintas kanker yang menyusuri jalan sepanjang 50 kilometer untuk mencari masker sempat viral.

Karena cerita itu, Susanto mengaku dihubungi banyak donatur untuk dikirimi masker secara gratis.

"Sejak berita yang ditayangkan Kompas.com, saya banyak mendapat telepon. Mereka mengatakan akan memberi saya masker," kata Sutanto saat ditemui di rumahnya, di Pasar Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Sabtu (7/3/2020) sore.

Baca juga: Cerita Ayah dan Anak Penyintas Kanker Susuri Jalan 50 Kilometer Cari Masker

Menurut dia, masker-masker itu nantinya tidak akan dia pergunakan sendiri.

Susanto akan mengambil secukupnya, kemudian sisanya akan diberikan kepada pihak Puskesmas Siantan dan masyarakat sekitar.

"Saya dengar saat ini di Puskesmas saja kekurangan masker. Padahal perawat itu kan sangat butuh, karena mereka bersentuhan langsung dengan pasien," tutur Susanto.

Tak lupa, Susanto mengucapkan terima kasih kepada pembaca Kompas.com yang telah berbaik hati mengirimkan dan memberinya masker untuk digunakan oleh dia dan anaknya.

Susnato mengatakan, tak bisa membalas satu per satu kebaikan itu. Dia hanya bisa berharap dalam doa, kebaikan orang-orang mendapat balasan yang setimpal.

"Saya berterima kasih kepada orang-orang baik yang berkenan memberi saya masker. Saya hanya bisa berdoa agar kita semua bisa hidup bahagia dan dalam keadaan sehat," ucap Susanto.

Anggota Komisi V DPRD Kalimantan Barat, Sudiantono mengatakan, terkait kelangkaan dan melonjaknya harga masker saat ini, pihaknya akan menjadwalkan pertemuan dengan Dinas Kesehatan Kalimantan Barat.

"Rencananya tanggal 10 Maret ini (bertemu Dinkes Kalbar). Kita akan membahas solusi dan penanganan kelangkaan masker," kata Sudiantono usai bertandang ke rumah Susanto sembari menyerahkan beberapa boks masker.

Dia berharap, masker yang diberikan tersebut bermanfaat bagi Susanto.

Baca juga: Kisah Serka Anumerta Iskandar, Tewas Diinjak Gajah Saat Selamatkan Warga hingga Naik Pangkat dan Jadi Pahlawan

 

Paling tidak, dengan tetap menggunakan masker, penyakit yang diderita Susanti tidak bertambah parah.

"Ini sebagai bentuk kepedulian kami untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Semoga bermanfaat," tutup Sudiantono.

Sebelumnya diberitakan, menyusul diumumkannya kasus Covid-19 di tanah air, beberapa warga menunjukkan gejala panic buying dengan memborong barang-barang kebutuhan pokok.

Masker dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) telah lebih dulu langka di pasaran karena diburu masyarakat. Jika pun ada, harganya melambung berkali lipat.

Kondisi tersebut dirasakan langsung Susanto Tan (46) dan Celine (6), ayah dan anak penyintas kanker.

Kepada Kompas.com, Susanto menyebutkan dia didianogsa mengidap kanker nasofaring. Sementara anaknya menderita leukimia atau kanker darah.

"Saya rutin menggunakan masker sejak tahun 2018. Sementara anak saya sejak tahun 2016," kata Susanto, Rabu (4/3/2020).

Selama bertahun-tahun itu, dia mengaku, paling tidak menggunakan satu buah masker setiap hari. Untuk anaknya lebih banyak, bisa mencapai tiga masker per hari, terutama bila bepergian.

Susanto setiap tiga bulan sekali harus ke Jakarta untuk sekadar check up perkembangan peyakitnya yang sudah masuk dalam tahap stadium 2.

Sementara anaknya setiap bulan mesti cek darah di Klinik Prodia Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Susanto mengeluh dengan kelangkaan masker seperti sekarang ini. Jika pun ada, harganya melonjak drastis.

Terakhir, dia ditawari masker seharga Rp 220.000 per kotak. Padahal sebelum isu corona, harga masker di tempat perbelanjaan hanya sekitar Rp 23.000 - Rp 40.000 per kotak.

Bahkan, Selasa (3/3/2020), dia tidak menemukan satu toko pun yang menjual masker dan pembersih tangan di Kecamatan Siantan dan Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Padahal jarak antar dua kecamatan itu mencapai 50 kilometer.

"Kemarin saya ke Mempawah, pas pulang ke rumah, sata sengaja singgah di setiapo toko, tapi masker dan pembersih tangan kosong," cerita Susanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com