BANDUNG, KOMPAS.com - Obat Antiretroviral (ARV) yang digunakan untuk meningkatkan harapan hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) kembali mengalami kelangkaan.
Gabungan lembaga swadaya masyarakat yang mendampingi ODHA sampai meminta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk turun tangan mengatasi masalah ini.
“Kami gabungan lebih dari 70 LSM seluruh Indonesia sudah menyurati Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto terkait hal ini,” ujar Direktur LSM Rumah Cemara, Aditia Taslim saat dihubungi Sabtu (7/3/2020).
Baca juga: Mengenal ARV, Obat yang Dapat Turunkan Kematian pada ODHA
Aditia menjelaskan, surat itu berisi permintaan Kemenkes untuk segera mengambil langkah darurat guna memastikan ODHA tidak putus pengobatan.
“Kejadian ini adalah yang kesekian kalinya di mana stok obat ARV di layanan kesehatan terputus dan memaksa ODHA berganti obat, bahkan putus pengobatannya,” tutur Adit.
Dia menambahkan, kesehatan adalah hak dan kebutuhan yang paling mendasar bagi setiap manusia. ODHA juga merupakan warga negara yang haknya wajib dipenuhi dan dilindungi negara.
Ketika isu kesehatan serta obat dijadikan komoditas, maka hak dan kebutuhan ODHA akan terancam.
“Kejadian stock-out ini bukan yang pertama kali terjadi. Ini bukti ketidakseriusan pemerintah dalam melindungi warganya,” tuturnya.
Baca juga: Diketahui Bisa Mengobati, ODHA Ini Beri Gratis Pil HIV Untuk Pasien Virus Corona
Berdasarkan catatan dari LSM Indonesia AIDS Coalition (IAC), kejadian krisis stok obat ini sudah terjadi beberapa kali dalam dua tahun terakhir tanpa ada solusi konkret dari Kementerian Kesehatan.