KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak enam warga Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas usai bentrokan yang terjadi pada Kamis (5/3/2020) pagi.
Kapolres Flores Timur, AKBP Deny Abrahams mengatakan, bentrokan terjadi akibat sengketa tanah antara dua suku di Desa Sandosi.
Enam warga tewas itu yakni Moses Kopong Keda (80), Jak Masan Sanga (70), Yosep Ola Tokan (56), Seran Raden (56), Wilem Kewasa Ola (80), dan Yosep Helu Wua (80).
"Mereka yang meninggal ini tinggal satu desa," kata Deny saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/3/2020) malam.
Baca juga: Wakil Wali Kota Pangkal Pinang Kembali Menikah, Istrinya 22 Tahun Lebih Muda
Deny menjelaskan, Wilem Kewasa Ola dan Yosep Helu Wua, berasal dari suku Lamatokan.
Sedangkan Moses Kopong Keda, Jak Masan Sanga, Yosep Ola Tokan, dan Seran Raden, berasal dari Suku Kwaelaga.
Bentrokan antardua suku besar di Sandosi itu pecah karena masalah sengketa lahan di Kebun Wulen Wata di dekat Pantai Bani, Sandosi.
Awalnya, dua warga suku tersebut menempati wilayah berbeda, Suku Lamatokan berada di Sandosi 2 dan Suku Kwaelaga di Sandosi I.
Dua wilayah itu kemudian digabung menjadi satu desa, yakni Desa Sandosi.
Deny mengatakan, aksi saling klaim lokasi sengketa di Kebun Wulen Wata itu telah berlangsung selama puluhan tahun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.