Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Menipis, Penjualan Masker di Apotek Perbatasan RI-Timor Leste Dibatasi 5 Helai

Kompas.com - 06/03/2020, 06:26 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Sejumlah apotek di Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), membatasi penjualan masker di wilayah yang berbatasan langsung dengan Timor Leste itu.

Pembatasan penjualan masker dilakukan untuk mengantisipasi habisnya stok masker karena isu penyebaran virus corona di Indonesia.

"Sekarang kita batasi pembeli, maksimal lima helai masker," kata Thilda, petugas apotek di Jalan Soedirman Kota Atambua, Kabupaten Belu, Kamis (5/3/2020).

Baca juga: 12 Pasien Terduga Virus Corona Diobservasi di Bali, Mayoritas WNA

Thilda masih memasang harga normal untuk setiap masker yang dijual. Satu helai masker, kata Thilda, dijual seharga Rp 1.000.

Menurutnya, stok masker di apoteknya sudah menipis. 

"Soalnya kan kemarin kita ambil untuk jual ecer, kita layani untuk pembeli dengan sistem eceran," kata Thilda.

Salah satu pengunjung apotek, Hana mengatakan, sengaja membeli masker karena khawatir dengan penyebaran virus corona.

"Kami beli untuk jaga-jaga saja, karena sekarang lagi (ramai isu) virus corona. Sehingga kita butuh barangnya, sudah tersedia," kata Hana.

Hana menyayangkan pembelian masker dibatasi sebanyak lima helai.

Baca juga: Duduk Perkara Ojek Online Bentrok dengan Debt Collector, Berawal dari Hendak Tarik Motor

"Kami mau membeli enam helai, tapi tadi dibatasi," kata dia.

Hana berharap Pemerintah Kabupaten Belu juga menyediakan masker untuk warga. Sehingga, masyarakat tak kesulitan mencari masker.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak dua pegawai BUMN di Kota Kupang diobservasi di Rumah Sakit WZ Johannes Kupang karena batuk pilek usai kembali dari Jepang dan Korea Selatan.

Dua pasien itu mendatangi rumah sakit atas inisiatif sendiri. Meski tak menderita demam, pasien tetap diobservasi selama selama 14 hari.

Tim RSU WZ Johannes Kupang telah mengambil sampel darah dan dahak dari pasien tersebut. Sampel dikirimkan ke Litbangkes Kementerian Kesehatan Jakarta.

Direktur RSUD WZ Johannes Kupang Mindo E Sinaga mengatakan, dua pasien itu belum dipastikan mengidap Covid-19. Ia meminta masyarakat NTT tak sembarangan mencerna informasi yang beredar.

"Saya minta masyarakat harus mencerna setiap informasi, informasi itu harus dipertanggungjawabkan. Kami berkewajiban menangani dua pasien ini hingga ada kepastian, mereka belum dipastikan terjangkit corona," kata Mindo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com