KOMPAS.com - Pos TNI di Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, ditembaki kelompok kriminal bersenjata (KKB), Kamis (5/3/2020).
Namun, dalam aksi tersebut tidak ada prajurit TNI yang terluka.
Setelah penembakan itu, anggota yang bertugas di Pos Banti pun bersiaga guna mengantisipasi tembakan KKB.
Prajurit yang bertugas di Pos Banti tergabung dalam satgas pengamanan daerah rawan satgas pam rahwan.
Sementara itu, Bentrok antara pengemudi ojek online dengan sekelompok yang diduga debt collector, terjadi di depan Casa Grande, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Kamis (5/3/2020).
Dalam bentrok tersebut sempat terjadi saling lempar. Namun tidak berlangsung lama.
Bentrok berawal adanya oknum debt collector yang menarik motor salah satu ojek online di Jalan Wahid Hasyim, Selasa (3/3/2020), yang kemudian berujung pemukulan dilakukan debt collector.
1. Pos TNI di Tembagapura ditembaki KKB
Pos TNI di Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, ditembaki kelompok kriminal bersenjata (KKB), Kamis (5/3/2020).
Komandan Korem 174/ATW Brigjen Agus Rauf mengakui pos TNI di Banti sudah ditembaki sejak Rabu (4/3/2020).
Namun, dalam aksi tersebut tidak ada prajurit TNI yang terluka.
"Anggota saat ini bersiaga guna mengantisipasi penembakan yang dilakukan KKB," kata Brigjen Rauf di Timika, seperti dilansir dari Antara, Kamis.
Pasca-penembakan itu, pihaknya terus memantau perkembangan di kawasan Tembagapura.
Dijelaskannya, prajurit yang bertugas di Pos Banti tergabung dalam satgas pengamanan daerah rawan (satgas pam rahwan).
Baca juga: Pos TNI di Tembagapura Ditembaki KKB
2. Ojek online bentrok dengan debt collector
Kapolres Sleman AKBP Rizki Ferdiansyah mengatakan, bentrok yang terjadi di depan Casa Grande, Kamis (5/3/2020), dipicu akibat peristiwa pengeroyokan yang terjadi di Jalan Wahid Hasyim, Selasa lalu.
"Memang berawal dari situ, dari pihak mereka mencoba mau memediasi. Tetapi karena mediasinya di kantor, mereka datang sama-sama," ujarnya saat ditemui di Polsek Depok Timur.
Meski sempat terjadi aksi saling lempar, kata dia, kejadian tersebut tak berlangsung lama.
"Tidak sampai meluas, karena saya bubarkan langsung. Sekarang kita sedang mediasi dari kedua belah pihak. Kita telusuri kalau ada masalah hukum kita akan kita proses," jelasnya.
Baca juga: Ojek Online dan Kelompok Debt Collector Bentrok di Sleman
Warga Desa Bukit Makmur, Kecamatan Pinang Raya, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dihebohkan dengan adanya pernikahan pasangan sejenis dengan cara mengelabui jenis kelamin pada pihak keluarga, Rabu (4/3/2020).
Kepala Desa Bukit Makmur, Hartono saat dihubungi kompas.com membenarkan kejadian itu.
"Iya, pernikahannya dilakukan secara siri tanpa sepengetahuan pemerintah desa," kata Hartono, Kamis (5/3/2029).
Hartono menjelaskan, warganya yang menikah itu jenis kelamin perempuan menikah dengan warga Kota Bengkulu yang jenis kelamin perempuan tapi dalam pernikahan itu mengaku pria.
Namun pernikahan dibatalkan karena pihak keluarga. Sebab pihak keluarga pengantin yang mengaku jenis kelamin pria melakukan klarifikasi, bahwa pengantin pria sebenarnya wanita.
Sehingga, pernikahan harus dibatalkan karena kedua mempelai adalah sesama jenis.
Baca juga: Sudah Nikah Siri, Pengantin Laki-laki Ternyata Wanita, Pernikahan Pun Dibatalkan Keluarga
Pasca-pemerkosaan sejenis yang dilakukan EPS (23), terhadap ROP (13) di rumah ibadah, Tim Dinas Perlindungan, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) Sumatera Barat, turun ke Kabupaten Solok untuk mengungkap kasus tersebut.
Tim yang dipimpin langsung Kepala Dinas PPPA Sumbar, Besri Rahmad itu membawa psikolog untuk melakukan trauma healing bagi korban.
"Kasusnya sudah kita telusuri dan kita membawa psikolog," kata Besri yang dihubungi Kompas.com, Rabu (4/3/2020).
Besri mengatakan, dari pengakuan korban ROP, tersangka EPS sudah empat kali melakukan pemaksaan untuk melakukan hubungan seks sejenis.
Semuanya dilakukan dalam keadaan terpaksa karena ROP tidak menyukai hubungan seks tersebut.
"Dari pengakuan korban ada empat kali tindakan pencabulan dilakukan. Itu semua dalam keadaan terpaksa," kata Besri.
Baca juga: Pengakuan Anak Pemerkosaan Sejenis di Rumah Ibadah, 4 Kali Dicabuli dalam Keadaan Terpaksa
Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi mengatakan, dalam OTT yang dilakukan pihaknya, total ada enam orang yang ditangkap di lokasi yang sama.
Tiga dari enam orang itu merupakan PNS aktif di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
"Iya benar (OTT) kemarin lusa, jadi saya ulangi totalnya ada 6 orang, 3 itu bukan PNS dan 3 PNS," ucap Benny ketika dikonfirmasi tadi malam, Rabu (4/3/2020).
Empat orang telah dipulangkan dan dua orang lainnya masih menjalani pemeriksaan lanjutan.
Dua orang itu yakni, IR dan anak buahnya berinisial FA masih ditahan dan berstatus sebagai terperiksa.
Baca juga: PNS Pemkab Bogor Terkena OTT Polisi, Ratusan Juta Uang Diamankan.
Sumber: KOMPAS.com (Wijaya Kusuma, Afdhalul Ikhsan, Firmansyah, | Editor : Robertus Belarminus, Dony Aprian, Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.