Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Serka Anumerta Iskandar, Tewas Diinjak Gajah Saat Selamatkan Warga hingga Naik Pangkat dan Jadi Pahlawan

Kompas.com - 05/03/2020, 22:08 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kejadian gajah liar yang mengamuk di Desa Banyu Biru, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ili (OKI), Sumatera Selatan, pada Rabu (4/3/2020) kemarin, merenggut nyawa Serka Anumerta Iskandar lantaran terinjak hewan bertubuh besar tersebut saat mencoba menolong warga.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, berdasarkan dari saksi mata, yang ia temui Serka Anumerta Iskandar mencoba menghalau gajah liar yang masuk perkampungan setelah ditelepon warga setempat.

Baca juga: Anggota TNI yang Tewas Diinjak Gajah Naik Pangkat dan Diangkat Jadi Pahlawan

Ketika datang, gajah yang diperkirakan berusia sekitar 44 tahun tersebut sedang menyerang warga bernama Khairul hingga menyebabkannya patah tulang tulang rusuk. 

"Serka Anumerta Iskandar ini menghalau gajah sambil memfoto. Khairul berhasil lari, namun korban tak sempat lari karena langsung ditabrak dan diinjak gajah itu," kata Herman Deru usai mengunjungi lokasi kejadian, Kamis (5/3/2020).

Selama satu jam setengah, gajah liar itu menganiaya Serka Anumerta hingga korban mengalami luka parah.

Warga pun tak dapat berbuat banyak melihat hewan bertubuh besar tersebut menyerang.

Setelah korban meninggal, gajah tersebut langsung pergi dan kembali ke areal Swaka Marga Satwa Air Sugihan yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari pemukiman.

"Gajah ini mengamuk karena sedang birahi. Sebab ada gajah jagoan baru di sana, dia ini lari dari kelompok dan masuk perkampungan. Jarak antara pemukiman warga hanya sekitar tujuh meter," ujarnya.

Swaka Marga Satwa Air Sugihan memiliki luasan lahan 86.000 hektare.

Setidaknya ada 200 ekor gajah yang hidup di sana. Selama ini, warga sekitar, menurut Herman, hidup secara berdampingan tanpa pernah terlibat konflik dengan gajah.

"86.000 sudah sangat cukup luas untuk gajah, memang mereka bermukim di situ sebelum warga. Masyarakat di sana tidak asing dengan gajah. Kondisi di sana kondusif, tidak mencekam," jelas Herman.

Sementara itu, Panglima Kodam II Sriwijaya Mayjen Irwan menjelaskan, jarak pemukiman dan lokasi kejadian hanya sekitar 100 meter.

 

Baca juga: Naas, Anggota TNI Tewas Terinjak Saat Usir Gajah Liar, Begini Ceritanya

Hanya saja, Serka Anumerta Iskandar tak dapat menyelamatkan diri saat dikejar oleh gajah tersebut.

"Korban juga kena gadingnya, setelah jatuh diinjak. Waktu itu korban sedang menghalau karena gajah tersebut menyerang warga sambil mendokumentasikannya. Tetapi gajah tersebut mengamuk dan mengejarnya," kata Irwan.

Serka Anumerta Iskandar merupakan anggota Babinsa dari Kodim 0402/OKI.

Dengan kejadian tersebut, ia mendapatkan penghargaan berupa Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) dari Mabes TNI AD. Almarhum juga diusulkan untuk dimakamkan di taman makam pahlawan. 

"Tadi malam surat kenaikan pangkatnya keluar dan naik satu tingkat dari Sertu menjadi Serka Anumerta," ungkap jenderal bintang dua ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com