Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Takut Virus Corona, 20 Mahasiswa Jepang Diminta Tunda Penelitian di Buleleng

Kompas.com - 05/03/2020, 19:13 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - Sejumlah warga Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, mengaku ketakutan dengan rencana kedatangan kelompok mahasiswa Jepang ke desanya.

Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Made Suadama Diana mengatakan, dua kelompok yang masing-masing beranggotakan 10 mahasiswa akan datang pada tanggal 13 dan 14 Maret 2020.

Namun, karena adanya warga Depok yang dinyatakan positif virus corona setelah kontak dengan warga Jepang, masyarakat menjadi khawatir.

Baca juga: 29 Pasien dalam Pengawasan Virus Corona di Bali

Untuk itu, para warga ini meminta pertimbangan dari Dinas Pariwisata Buleleng.

"Intinya menyampaikan bahwa ada program dari komunitas Jepang dan mahasiswa untuk melakukan kegiatan observasi dan pengambilan data di Desa Pedawa," kata Diana, Kamis sore.

Ia mengatakan, kelompok pertama rencana datang tanggal 13 Maret.

Mereka rencananya ingin mengambil data terkait sumber air dan observasi ke lapangan kurang lebih selama 4 jam.

Kemudian, kelompok kedua rencana datang tanggal 14 Maret dengan durasi selama 6 hari.

"Ini yang diobservasi kan kebetulan Desa Pedawa ini sumber air di sana kan memang agak sulit, sehingga ini sebenarnya kegiatan yang multi years. Tahun lalu mungkin sudah dilihat dan sekarang tindak lanjutnya," kata dia.

Dari pertemuan dengan tokoh masyarakat, Dinas Pariwisata menyarankan untuk rombongan yang pertama tidak masalah.

Baca juga: 12 Jam Hanyut di Laut Buleleng, 18 Penumpang Kapal Selamat

 

Sebab, rombongan pertama tersebut saat ini sudah ada di Indonesia. Namun dengan catatan, mereka memiliki surat kesehatan bebas virus corona, identitas, dan rute perjalanan.

Namun, rombongan yang kedua disarankan untuk jadwal ulang sampai situasi terkait virus corona mereda.

"Mahasiwa yang di Jepang menyerahkan ke kita karena mereka juga paham dengan situasi seperti ini," kata dia.

Untuk keputusan apakah ditolak atau dijadwal ulang, ia mengatakan masih akan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com