Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Muncul, Permintaan Jahe Merah Instan Meningkat 3 Kali Lipat

Kompas.com - 05/03/2020, 18:26 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS com - Suyanto (41), salah satu produsen jahe merah instan asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mengaku menerima permintaan lebih banyak daripada biasanya.

Menurut Suyanto, permintaan jahe merah instan dalam kemasan meningkat hingga 3 kali lipat.

Peningkatan permintaan itu dirasakan olehnya sejak 3 minggu lalu.

Dia mengaku, tidak tahu persis latar belakang kenaikan permintaan jahe merah instan buatannya itu.

Baca juga: 4.000 Lebih Turis China Masih Tercatat Masuk Bali pada Februari 2020

"Permintaan meningkat sejak 3 mingguan ini. Kenaikannya sampai 3 kali lipat dari biasanya," kata Suyanto, saat ditemui Kompas.com, di rumahnya, Kamis (5/3/20200).

Meski tidak tahu persis penyebab kenaikan permintaan jahe merah instan yang datang kepadanya, Suyanto menduga ada keterkaitan dengan merebaknya virus corona.

Suyanto menyebut, jahe merah memang memiliki khasiat untuk meningkatkan kekebalan tubuh manusia.

Selain meningkatkan kekebalan tubuh, jahe merah juga memiliki khasiat untuk mengobati masuk angin.

"Mungkin karena muncul virus corona sehingga permintaan naik. Permintaan yang naik tidak hanya dari Jombang. Dari daerah lain seperti Surabaya juga permintaannya naik," ungkap bapak dua anak ini.

Suyanto bersama keluarganya tinggal di Dusun Segunung, Desa Carang Wulung, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Di rumahnya yang berada di wilayah Pegunungan Anjasmoro Wonosalam, Suyanto memproses jahe merah instan dalam kemasan. 

Memproduksi jahe merah instan dilakukan Suyanto sejak tahun 2015 lalu. Jahe merah siap seduh itu dikemas dalam ukuran 100 gram.

Untuk memproduksi jahe merah instan tanpa tambahan bahan pengawet kimia itu, bapak 2 anak ini tidak bekerja sendirian. 

Usaha produksi dan pengemasan jahe merah instan yang masuk dalam skala industri rumah tangga yang dilakukan Suyanto, melibatkan 3 orang yang masih kerabat dan tetangganya.

Suyanto menuturkan, proses pembuatan jahe instan dimulai dari penyucian jahe merah mentah. Setelah bersih, jahe merah tersebut diparut menggunakan alat khusus.

Hasil parutan jahe merah selanjutnya disuling menggunakan metode dan alat khusus untuk mendapatkan sari jahe.

Baca juga: Warga Keluhkan Harga Jahe Merah Naik karena Corona

Berikutnya, sari jahe diolah dengan wajan besar hingga membentuk serbuk atau tepung jahe.

Jahe instan tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam kemasan yang sudah disiapkan sesuai ukuran.

"Jahe merah kemasan 100 gram, harga jual di pasaran Rp 10.000. Sampai sekarang kami jual segitu meskipun ada kenaikan permintaan," kata Suyanto.

Kapasitas sekali produksi rata-rata 5 kilogram jahe mentah. Sedangkan dalam satu hari, produksi bisa dilakukan hingga 5 kali.

Produksi jahe merah instan dilakukan Suyanto dalam waktu 3 hari sekali, bergantian dengan produksi kunyit putih dan temulawak instan.

Bahan baku terbatas

Suyanto mengungkapkan, selain selain memproduksi jahe merah instan dalam kemasan, dia juga memproduksi kunyit putih dan temulawak.

Hampir sama dengan jahe merah yang mengalami kenaikan permintaan, kunyit putih dan temulawak juga mengalami peningkatan permintaan meski tidak sebanyak jahe merah.

Menanggapi permintaan yang terus meningkat, Suyanto mengaku berusaha untuk bisa memenuhi permintaan tersebut.

Baca juga: 8 Pasien dalam Pengawasan Virus Corona di Bali Akan Dipusatkan di Denpasar

Menurut dia, kendala yang dia hadapi saat ini adalah ketersediaan bahan baku.

"Jahe ini kan tanaman sela. Biasanya ditanam di sela tanaman kopi atau tanaman lain, tentu tidak begitu banyak (panen jahe merah)," ujar Suyanto.

Dia mengungkapkan, selama ini jahe merah diperoleh dari lahan miliknya dan para petani kebun di desanya.

Untuk memenuhi permintaan yang kian meningkat, Suyanto berusaha untuk memperoleh bahan baku dari luar desa.

"Tetapi kami akan berusaha memenuhi permintaan. Kami coba cari (jahe merah) di luar (desa)," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com