Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Muncul, Permintaan Jahe Merah Instan Meningkat 3 Kali Lipat

Kompas.com - 05/03/2020, 18:26 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Hasil parutan jahe merah selanjutnya disuling menggunakan metode dan alat khusus untuk mendapatkan sari jahe.

Baca juga: Warga Keluhkan Harga Jahe Merah Naik karena Corona

Berikutnya, sari jahe diolah dengan wajan besar hingga membentuk serbuk atau tepung jahe.

Jahe instan tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam kemasan yang sudah disiapkan sesuai ukuran.

"Jahe merah kemasan 100 gram, harga jual di pasaran Rp 10.000. Sampai sekarang kami jual segitu meskipun ada kenaikan permintaan," kata Suyanto.

Kapasitas sekali produksi rata-rata 5 kilogram jahe mentah. Sedangkan dalam satu hari, produksi bisa dilakukan hingga 5 kali.

Produksi jahe merah instan dilakukan Suyanto dalam waktu 3 hari sekali, bergantian dengan produksi kunyit putih dan temulawak instan.

Bahan baku terbatas

Suyanto mengungkapkan, selain selain memproduksi jahe merah instan dalam kemasan, dia juga memproduksi kunyit putih dan temulawak.

Hampir sama dengan jahe merah yang mengalami kenaikan permintaan, kunyit putih dan temulawak juga mengalami peningkatan permintaan meski tidak sebanyak jahe merah.

Menanggapi permintaan yang terus meningkat, Suyanto mengaku berusaha untuk bisa memenuhi permintaan tersebut.

Baca juga: 8 Pasien dalam Pengawasan Virus Corona di Bali Akan Dipusatkan di Denpasar

Menurut dia, kendala yang dia hadapi saat ini adalah ketersediaan bahan baku.

"Jahe ini kan tanaman sela. Biasanya ditanam di sela tanaman kopi atau tanaman lain, tentu tidak begitu banyak (panen jahe merah)," ujar Suyanto.

Dia mengungkapkan, selama ini jahe merah diperoleh dari lahan miliknya dan para petani kebun di desanya.

Untuk memenuhi permintaan yang kian meningkat, Suyanto berusaha untuk memperoleh bahan baku dari luar desa.

"Tetapi kami akan berusaha memenuhi permintaan. Kami coba cari (jahe merah) di luar (desa)," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com