Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Corona, 2 Siswa SD di Solo yang Pulang dari Jepang Belajar di Rumah 14 Hari

Kompas.com - 05/03/2020, 17:02 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

 

SOLO, KOMPAS.com - SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mengantisipasi munculnya virus corona dengan sejumlah cara.

Salah satunya, mengizinkan dua siswanya belajar di rumah selama 14 hari karena diketahui baru saja pulang perjalanan dari Jepang.

Wakasek Bidang Kesiswaan dan Humas SD Muhammadiyah PK Kottabarat, Muhamad Arifin mengatakan, permintaan istirahat di rumah selama 14 hari sesuai dengan maklumat kegiatan antisipasi dalam rangka pencegahan penyebaran virus Covid-19/Corona yang dikeluarkan sekolah.

Pada poin nomor 12 disebutkan apabila sudah melakukan perjalanan ke luar negeri, maka diharapkan untuk tetap istirahat di rumah selama 14 hari sejak tanggal kepulangan sampai di Indonesia dan tidak melakukan aktivitas di lingkungan sekolah.

Baca juga: Antisipasi Corona, Siswa dan Guru di Jayapura Diimbau Tak Bersentuhan saat Salaman

Setelah 14 hari masa istirahat, bisa kembali masuk lingkungan sekolah sambil membawa surat keterangan dokter.

"Prinsipnya, kita tidak mengurangi hak anak mendapatkan pendidikan. Itu yang menjadi prinsip. Artinya, sekolah tetap memberikan hak siswa untuk belajar," kata Arifin ditemui Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Kamis (5/3/2020).

Arifin menyampaikan, kedua siswa itu dalam kondisi sehat. Meski istirahat di rumah, mereka tetap mendapatkan haknya mengikuti proses kegiatan belajar dan mengajar (KBM).

Adapun kegiatan KBM mereka lakukan secara online melalui aplikasi Zoho.

"Karena ini musim PTS (penilaian tengah semester). Dari wali kelas kita lewat aplikasi Google form atau Zoho itu memberikan latihan soal ke anak dan kita pantau. Nanti ketika anak mengerjakan, otomatis bisa dicek wali kelasnya. Sehingga bisa interaktif. Kalau ada yang keliru suruh betulkan. Jadi proses belajar dari rumah," terang Arifin.

Baca juga: Antisipasi Corona, KAI Siapkan Prosedur Penanganan Pasien di Stasiun dan Kereta

Menurut Arifin, sekolah telah memberikan pemahaman kepada orangtua siswa terkait antisipasi pencegahan penyebaran virus corona. Para orangtua, katanya, dapat memahami.

Sehingga keputusan, meminta kedua siswa belajar di rumah selama 14 hari sudah diterima orangtua.

"Kami sudah memberikan pengetahuan kepada orangtua. Alhamdulillah, orangtua bisa memahami. Ini sebagai langkah antisipatif sekolah. Karena Jepang salah satu negara yang penyebaran virus corona cukup masif di sana," terang Arifin.

Arifin menyampaikan untuk bisa kembali masuk sekolah setelah 14 hari istirahat di rumah siswa tersebut harus membawa surat rekomendasi dari dokter bahwa keduanya sehat.

"Kita melakukan langkah-langkah itu tidak jalan sendiri. Artinya koordinasi dengan Puskesmas juga sebagai mitra kita," terang dia.

Selain membuat maklumat, kata Arifin, sekolah sudah melakukan antisipasi pencegahan penyebaran virus corona mulai sejak dini dengan membiasakan pola hidup bersih dan sehat kepada karyawan dan semua siswa di sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com