Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Kapal Nelayan Pantura Diberangkatkan ke Natuna

Kompas.com - 04/03/2020, 21:06 WIB
Tresno Setiadi,
Dony Aprian

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Sedikitnya 30 kapal dengan alat tangkap cantrang berukuran di atas 100 Gross Tonnage (GT) dari Pantura Kota Tegal, Jawa Tengah, mulai diberangkatkan ke perairan Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (4/3/2020) sore.

Keberangkatan kapal dengan 900 Anak Buah Kapal (ABK) secara simbolis dilepas Deputi IV Bidang Pertahanan Negara Kemenko Polhukam Mayjen TNI Rudianto bersama Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari, Kota Tegal.

Mayjen TNI Rudianto mengatakan, keberangkatan nelayan Pantura ke perairan Natuna Utara, salah satunya sebagai upaya untuk mengisi kedaulatan laut Indonesia.

Menurutnya, potensi sumber daya ikan laut di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP RI) 711 perairan laut Natuna masih sangat tinggi sehingga bisa dimanfaatkan untuk nelayan Indonesia.

“Dari data, 700.000 ton lebih per tahun produksi ikan kita di koordinat 711. Di perairan itu belum ada nelayan kita. Yang sering ada hanya nelayan Vietnam, Thailand, Malaysia, dan China namun itupun sering diusir aparat kita,” kata Rudianto.

Baca juga: Siap Berangkat ke Natuna, Nelayan Pantura Minta Diberi Harga Solar Khusus

Menurut Rudianto, pemerintah melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki banyak program untuk bisa memanfaatkan kekayaan sumber daya laut sekaligus menjadikan wilayah laut lebih berdaulat.

“Kita masih punya banyak program lain bersama KKP untuk bagaimana untuk mengisi laut kita supaya kita berdaulat tentang laut kita,” ucapnya.

Keberangkatan ke Natuna ini, lanjutnya, merupakan proyek percontohan.

Jika sukses, maka akan diadopsi untuk nelayan di tempat lain.

"Bisa di Natuna atau tempat tujuan perairan lain,” ujarnya.

Rudianto mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan satuan pengamanan dan pemerintah daerah setempat.

Termasuk mengajak nelayan lokal di Natuna untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan nelayan Pantura.

“Alhamdulillah 90 persen lebih mereka nelayan lokal menerima. Bergaulah bersama mereka dengan baik. Kalau ada masalah saling membantu, berkolaborasi dan bersinergi. Harapanya semua nelayan senang, bahagia dan dapat untung,” katanya.

Baca juga: 22 Kapal Nelayan Pantura Siap ke Natuna, Tinggal Tunggu Lampu Hijau dari KKP

Rudianto berharap warga lokal bisa menerima nelayan Pantura dengan baik.

Pasalnya, kedatangan nelayan Pantura akan turut berkontribusi bagi peningkatan ekonomi setempat. Salah satunya dengan menjual hasil tangkapan ikan di Natuna.

“Mohon bisa diterima teman-teman dari Tegal untuk berkolaborasi dan bersinergi. Nelayan Pantura akan berkontribusi positif, baik dari segi retribusi maupun peningkatan perekonomian di sana. Jadi mohon bisa diterima di sana,” tutur dia.

 

Sementara itu, Wali Kota Tegal Dedy Yon menambahkan, salah satu mata pencaharian terbesar warga Tegal adalah nelayan.

Dedy berharap, keberangkatan sekitar 900 nelayan ke Natuna bisa semakin meningkatkan kesejahteraan hidup nelayan.

“Saya berpesan jangan sampai ada gesekan sesama nelayan. Baik sesama nelayan Tegal maupun dengan nelayan Natuna. Harapannya hasil tangkapan melimpah, harga jual tinggi dan ada pembeli sehingga semua dapat untung,” kata Dedy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com