Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apotek Diminta Jual Masker Sewajarnya, Tidak Dalam Bentuk Grosir

Kompas.com - 04/03/2020, 18:22 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Timur meminta apotek-apotek di Jatim untuk tidak menjual dalam bentuk grosir yang bisa menimbulkan kelangkaan.

Sejak dua WNI asal Depok, Jawa Barat, dinyatakan positif terinfeksi virus corona, stok masker di sejumlah daerah semakin langka.

Ketua IAI Jawa Timur Abdul Rahem meminta apotek-apotek di Jatim tidak menjual masker dalam bentuk partai apalagi grosiran.

"Jadi, saya imbau teman-teman apoteker di Jatim jangan jual masker grosiran, per boks, jangan. Jual eceran saja dengan harga sewajarnya, Rp 1.000-Rp 2.000 per masker," kata Rahem, saat dihubungi, Rabu (4/3/2020).

Baca juga: Selidiki Masker Mahal, Pemprov Jateng Sidak Apotek dan Distributor

Rahem yang juga juga memiliki apotek di Surabaya mengaku ada pembeli yang membeli masker dalam jumlah banyak.

Namun, permintaan pembeli itu ia tolak karena akan merugikan orang lain.

Terutama, orang yang memang benar-benar membutuhkan masker untuk melindungi dirinya dari paparan berbagai penyakit.

"Jadi, ini ada (pembeli) yang tanya ke saya mau beli tiga kardus. Saya bilang enggak ada. Kalau mau beli 1-2 silakan saja," ujar dia.

Fenomena pembelian masker dalam jumlah banyak diakuinya terjadi di Jawa Timur sejak virus corona masuk Indonesia.

Namun, ia memastikan situasi tersebut tidak seperti di daerah lain yang sampai kehabisan stok masker.

Ia meminta masyarakat bersikap sewajarnya dengan tidak membeli masker secara berlebihan, meski persebaran wabah virus corona terus meluas di berbagai negara termasuk Indonesia.

Baca juga: Jadi Tersangka, Begini Cara 2 Mahasiswa di Makassar Dapatkan 200 Boks Masker

"Sebenarnya begini, orang itu karena panik sendiri, sehingga harga masker berapapun. Jadi, ada yang sampai beli dua samlai tiga kardus," kata dia.

Ia mengimbau, masyarakat untuk tidak memborong masker dalam jumlah banyak lalu menimbunnya sebagai persediaan.

Jangan sampai ada warga yang membutuhkan alat pelindung mulut dan hidung itu tidak bisa membeli karena kehabisan stok.

"Saya kira yang begini-begini tidak perlu paniklah. Karena orang lain yang membutuhkan itu jadi enggak kebagian. Beli saat butuh saja, sewajarnya saja," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com