Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masker dan Hand Sanitizer Langka di Kaltim, Diduga Ada Oknum yang Menimbun

Kompas.com - 04/03/2020, 15:36 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Minimnya stok masker dan pembersih tangan (hand sanitizer) di Samarinda, Kalimantan Timur, memunculkan banyak spekulasi.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Muhammad Andi Ishak menduga kekosongan tersebut akibat ulah oknum penimbun yang mencari keuntungan di balik kasus virus corona.

"Kami juga enggak tahu persis yang borong masker ini siapa. Kemungkinan ada oknum yang manfaatkan cari keuntungan. Karena kami tanya ke distributor memang stok tidak ada. Tidak ada kiriman dari pusat. Kosong di pusat," ungkap Andi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/3/2020).

Baca juga: Sidak Pasar Pramuka, Polisi Temukan Harga Masker Naik 10 Kali Lipat dan Tak Sesuai SNI

Saat ini, kata Andi, polisi dan Badan Intelijen Negara sedang bekerja menelusuri kelangkaan masker dan hand sanitizer ini.

"Kalau memang ada pasti segera terungkap. Sudah ada perintah dari Pak Presiden," jelasnya.

Menurut Andi, kelangkaan masker dan hand sanitizer bukan hanya terjadi di Samarinda dan kota sekitarnya di Kalimantan Timur. Tapi hampir seluruh kota di Indonesia. Apalagi sejak ada warga negara Indonesia yang positif virus corona.

"Kami coba lihat di distributor terkait stok masker. Ternyata, memang sudah kosong sejak pertengahan Februari. Kenapa jadi langkah dan harga naik, berlaku hukum pasar," terangnya.

Kendati demikian, Dinas Kesehatan Kaltim punya stok dan kini tersimpan di gudang farmasi di masing-masing kabupaten dan kota, baik masker maupun hand sanitizer. Jumlahnya sekitar 90-100 ribu boks.

"Stok itu kebetulan banyak tersisa saat kabut asap beberapa waktu lalu. Termasuk beberapa diantaranya masker N95. Tapi itu, khusus medis dan orang sakit. Kalau buat publik ya enggak cukup," kata dia.

Baca juga: Ganjar Tanggapi Penimbunan Masker: Jangan Bersenang-senang di Atas Penderitaan Orang

Andi menyarankan penggunaan masker itu lebih tepat bagi orang sakit agar tak menyebar virus ke orang-orang sehat.

"Bagi yang sehat sebenarnya enggak terlalu diperlukan. Kecuali berinteraksi ditempat kerumunan atau daerah terjangkit. Lebih penting itu jaga kesehatan sendiri," terangnya.

Sebelumnya diberitakan, Kompas.com mendatangi beberapa apotek secara acak di Samarinda, Selasa (3/3/2020).

Para apoteker mengaku sejak Januari lalu sudah tak menjual masker karena stok habis.

Mereka sudah memesan ke distributor, namun pengakuan distributor stok menipis.

Di beberapa apotek lain ada masker namun harga melonjak tinggi hingga ratusan ribu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com