TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Budi Rahmat (45) pelaku pembunuhan anak kandungnya sendiri DS (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong bersujud saat dibawa ke lokasi kejadian.
Saat itu pun kali pertama pelaku mengakui seluruh perbuatannya telah mencekik anak kandungnya sendiri di rumah kosong sampai meninggal gara-gara korban meminta uang untuk study tour sekolah.
Teganya lagi, setelah mengetahui anaknya meninggal, pelaku meninggalkan jasadnya untuk kembali bekerja di salah satu rumah makan tak jauh dari rumah kosong tersebut.
Baca juga: Teriakan Histeris Ibu Siswi SMP yang Tewas di Gorong-gorong: Kok Tega Ayahnya Bunuh Anak Sendiri...
Sampai akhirnya seusai bekerja, pelaku kembali lagi dan membawa mayat anaknya untuk disembunyikan ke gorong-gorong sekolah korban.
"Saya pertama kali mengaku saat dibawa ke rumah kosong itu oleh Polisi, saya langsung bersujud dan meminta maaf sekaligus mendoakan anak saya," jelas Budi kepada Kompas.com di Ruang Sel Tahanan Mako Polres Tasikmalaya Kota, Rabu (4/3/2020).
Baca juga: Siswi yang Tewas di Gorong-gorong Disebut Baru Pertama Kali Minta Uang ke Ayahnya
Budi pun mengaku sangat menyesali perbuatanya sekaligus perkataan bohongnya kepada semua orang selama ini.
Dirinya mengaku kerap berbohong jika dirinya merasa tertekan dan tak mau ambil pusing.
Hal ini pun membuat dirinya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya karena telah menghilangkan nyawa anaknya dan tak bisa menghilangkan penyakit kebohongannya.
Baca juga: Ini Alasan Budi Sembunyikan Jasad Delis Anaknya di Gorong-gorong Sekolah
"Saya akui saya selalu berbohong kalau ada masalah ke saya. Ini jadi begini jadinya," ungkap Budi, sembari enggan menjawab lagi pertanyaan yang dilontarkan sembari kembali duduk di pojok sel.
Sebelumnya, Ibu kandung korban Wati Fatmawati (46), menyebut kalau mantan suaminya itu selalu berbohong saat masih bersamanya.
Hampir tiap hari dalam segala hal, kebohongannya terus terungkap karena seperti gampang mengucapkan kata-kata bohong.
"Iah, dasar tukang bohong. Dari dulu juga suka berbohong," singkatnya.
Baca juga: Ayah Siswi SMP yang Tewas di Gorong-gorong Mengaku Berbohong ke Guru
Diberitakan sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota berhasil mengungkap kasus pembunuhan DS (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang diketahui tewas di gorong-gorong sekolahnya pada Senin (27/1/2020) lalu.
Pelaku Budi Rahmat (45), merupakan ayah kandungnya sendiri dengan cara dicekik sampai tewas karena kesal dimintai uang oleh korban untuk biaya study tour sekolahnya.
Baca juga: Pengakuan Budi Saat Masukkan Mayat Anaknya ke Gorong-gorong, Agar Terlihat Seperti Kecelakaan
"Karena korban merasa pemberian uang ayahnya kurang, korban dibawa ke rumah kosong dan sempat cek cok dengan pelaku. Lokasi rumah kosong itu dekat dengan tempat kerja pelaku sekaligus TKP pembunuhan terjadi," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto saat Konferensi Pers, Kamis (27/2/2020) siang.
Sampai akhirnya mayat DS ditemukan membusuk di dalam gorong-gorong sekolahnya setelah dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri beberapa hari sebelumnya.
Baca juga: Berkaca Kasus Delis, Orangtua Murid Dukung Peniadaan Study Tour Sekolah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.