Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Baru Erupsi Merapi, Kepanikan Penambang Pasir hingga Tekanan Gas yang Besar

Kompas.com - 03/03/2020, 13:36 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Erupsi Gunung Merapi pada Selasa (3/3/2020) pagi membuat sejumlah wilayah terkena hujan abu.

Bandara Internasional Adi Sumarmo bahkan terpaksa ditutup sementara karena abu vulkanik yang cukup tebal.

Sementara itu, Bandara Adisucipto di Yogyakarta masih berjalan normal pasca-erupsi Merapi.

Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, tinggi kolom erupsi Gunung Merapi tercatat kurang lebih 6.000 meter.

Hal ini menunjukan adanya tekanan gas yang besar. Meski demikian, BPPTKG Yogyakarta masih menetapkan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada.

Berikut ini fakta terkini pasca-erupsi Merapi:

1. Tekanan gas yang besar

ilustrasi gunung berapibbc.com ilustrasi gunung berapi

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengatakan, penyebab erupsi Gunung Merapi ini karena dorongan gas.

"Kalau yang dulu-dulu freatik itu gas murni tidak ada material magmatis, yang ini kan sudah sejak bulan Agustus 2018 sudah keluar magmanya. Tetapi dominan masih gas," ujar Hanik Humaida, Selasa (03/03/2020).

Dalam pantauan BPPTKG Yogyakarta, tinggi kolom erupsi Gunung Merapi pada Selasa pagi cukup tinggi, kurang lebih 6 kilometer.

"Tekanan gasnya lebih besar dari yang kemarin," ungkapnya.

Baca juga: Erupsi Gunung Merapi dengan Kolom Abu 6.000 Meter Disebabkan Tekanan Gas

2. Erupsi tunggal yang didominasi gas

Erupsi Merapi hari ini Kamis (13/02/2020)Dok. Agus Erupsi Merapi hari ini Kamis (13/02/2020)

Hanik menjelaskan, erupsi pada Selasa pagi merupakan erupsi tunggal. Artinya, material saat letusan terjadi didominasi gas.

"Jadi ini merupakan erupsi tunggal. Seperti kemarin dominasi erupsi adalah erupsi gas," sebut Hanik.

Erupsi Gunung Merapi ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 milimeter. Sementara durasi tercatat 450 detik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com