JEMBER, KOMPAS.com – Sebanyak 40 warga Jember melakukan tabur bunga di seputar kompleks pertokoan jompo Jember yang ambruk, Selasa (3/3/2020).
Puluhan warga tersebut tergabung dalam dalam Gerakan Revolusi Jember (GRJ).
Aksi tabur bunga itu dilakukan di sepanjang jalan hingga ke Pendopo Bupati Wahyawibawagraha Jember.
“Ini sebagai bentuk keprihatinan kami pada musibah yang beruntun di Kabupaten Jember,” kata koordinator GRJ Kustiono Musri kepada Kompas.com via telepon, Selasa.
Baca juga: Kompleks Pertokoan Jompo Ambruk, Jalan ke Jantung Kota Jember Dialihkan
Menurut dia, bangunan yang ambruk tak hanya pertokoan jompo di Jalan Sultan Agung.
Namun beberapa bulan sebelumnya, banyak kasus serupa yang terjadi. Seperti ambruknya pendopo kecamatan Jenggawah, kemudian SDN Kenting yang baru dibangun juga ambruk.
“Hari ini sangat memprihatinkan karena ambruknya pertokoan jompo sudah diperingati sejak setahun lalu,” terang dia.
Kustiono juga sudah mengingatkan Pemkab Jember sejak 2010, yaitu ketika kondisi bangunan bagian bawah tergerus sungai.
“Tabur bunga ini sebagai bentuk buang sial juga, dengan versi kami,” papar dia.
Baca juga: Ini Penampakan Kompleks Ruko Jompo di Jember yang Ambruk
Dia menyayangkan sikap pemerintah yang lambat hingga kompleks pertokoan tersebut ambruk.
Sebab, bila peringatan itu ditindaklanjuti, pertokoan jompo itu tidak harus menunggu ambruk dulu.
“Kalau sudah dibongkar sesuai rekomendasi, ambruknya bisa dicegah,” tutur dia.
Sebelumnya diberitakan, kompleks pertokoan yang dibangun di atas sempadan sungai kali jompo ambruk pada Senin (2/3/2020) subuh.
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Bupati Jember Faida juga menetapkan status bencana selama 14 hari karena peristiwa tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.