TAPANULI UTARA, KOMPAS.com - Pasca-bentrok TNI-Polri di Tapanuli Utara, Pangdam I Bukit Barisan dan Kapolda Sumatera Utara mengunjungi para korban dan Mapolsek Pahae Julu di Tapanuli Utara, Minggu (1/3/2020).
Pangdam I Bukit Barisan Mayor Jenderal MS Fadhillah mengatakan, di satu sisi dia merasa gembira dan berterima kasih karena suasana semakin mencair.
Dan satu sisi lainnya, dia merasa sedih, karena kejadian itu sebuah luka yang tidak boleh terjadi.
Baca juga: Bentrok TNI-Polri di Tapanuli Utara, Komandan Kompi yang Anggotanya Berselisih dengan Polisi Diganti
"Apapun alasannya tidak boleh terjadi. Entah itu dari TNI atau dari Polri benar, kemudian karena merasa benar jadi hal seperti ini. Enggak benar. Enggak ada benarnya mau dipandang dari sudut mana. Baju kita, tujuan kita sama. Sangat-sangat disesalkan," ujar Pangdam di Mapolsek Pahae Julu, Tapanuli Utara, Minggu (1/3/2020).
Kata Fadhilah, sebagai Pangdam dan pribadi, dia memohon maaf atas kejadian tersebut.
Pangdam mengucapkan terima kasih, karena kejadian itu langsung ditangani dan dimediasi oleh Danrem, Danyon, Dandim dan Kapolres.
Baca juga: 6 Korban Bentrok TNI-Polri di Tapanuli Utara Mulai Membaik
Selain mediasi dan lain-lain, kata Fadhilah, tentu ada akibat hukum dari kejadian ini kepada pelaku-pelaku.
"Jadi kepada pak Siregar (polisi yang menjadi korban) dan yang lain, tidak usah ragu. Tentu harus kita lakukan tindakan hukum dan kita proses," katanya.
Pangdam mengatakan, pihaknya sudah mencopot jabatan Danki (Komandan Kompi A 123/Rajawali Lapo Gambiri) pasca-peristiwa itu. Sementara kasus hukumnya juga terus berjalan.
Sementara anggota yang terlibat langsung, sekarang masih dalam penyelidikan dan pengusutan POM.
"Jadi masih berproses dan jangan khawatir karena ini harus menjadi perhatian kita semua," kata Pangdam kepada para korban.
Baca juga: Bentrokan TNI-Polri, Pangdam Bukit Barisan: Oknum Akan Ditindak Tegas agar Tak Terulang