Namun, tembakan peringatan yang dikeluarkan polisi rupanya tidak membuat massa membubarkan diri, justru suasana menjadi semakin panas.
Setelah sopir truk dikeroyok hingga terjatuh, kemudian massa membubarkan diri dan polisi meminta bantuan untuk menyiapkan mobil ambulans untuk mengevakuasi korban Demianus Mote ke puskesmas, namun dari pihak keluarga dibawa kediamannya.
Selanjutnya polisi mengevakuasi Yus Yunus ke dalam mobil patroli untuk dibawa ke puskesmas.
Baca juga: Polisi: Kami Berupaya Lindungi dan Evakuasi Sopir Truk ke Mobil Patroli, tapi Massa Brutal
Atas kejadian tersebut, Waterpauw menegaskan, petugas yang saat itu sedang bertugas dan berada di lokasi kejadian akan diperiksa.
"Terhadap para anggota yang mendatangi TKP akan dilakukan pemeriksaan oleh Propam karena adanya korban jiwa dan akan dilakukan pemeriksaan apakah selama berada di TKP sudah sesuai SOP atau belum," katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan, Propam Polda Papua telah memeriksa tujuh anggota kepolisian terkait tewasnya Yus Yunus.
"Kemarin tujuh orang itu yang sudah diperiksa," ujarnya di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (2/3/2020).
Baca juga: 7 Polisi di Papua yang Saksikan Sopir Truk Tewas Diamuk Massa Diperiksa Propam
Terkait para pelaku pengeroyokan yang menyebabkan korban tewas, Kapolda memastikan proses hukum akan tetap berjalan.
"Kematian saudara Yus Yunus sudah diterima oleh pihak keluarga dan meminta kepada pihak kepolisian agar kasus ini diusut tuntas sesuai hukum yang berlaku," katanya.
Kapolda meminta pemerintah daerah setempat bisa merangkul seluruh komponen masyarakat agar masalah tersebut tidak berkepanjangan dan menyerahkan penanganannya kepada kepolisian.
Sementara itu, kakak korban bernama Hasriani mempertanyakan profesionalisme polisi dalam menangani potensi konflik maupun upaya penyelamatan korban di tengah keributan warga.
Ia menilai, polisi seharusnya dapat menyelamatkan dan mengevakuasi adiknya dari lokasi dengan mobil patroli polisi, bukan membiarkan korban jadi bulan-bulanan di lokasi.
“Saya tak rela adik saya diperlakukan seperti binatang. Menyedihkan lagi, itu terjadi di depan aparat polisi tanpa ada upaya mengevakuasi korban dari lokasi saat jadi bulan-bulanan warga,” katanya usai mengebumikan adiknya di Polman, Sulawesi Barat, belum lama ini.
Baca juga: Sopir Truk Diamuk Massa Depan Polisi, Keluarga: Adik Saya Diperlakukan Seperti Binatang
Sumber: KOMPAS.com: (Dhias Suwandi, Junaedi, Devina Halim | Editor: Robertus Belarminus, Krisniadi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.