Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2020, 18:04 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjeptjep Yudiana mengatakan, 15 orang warga Batam yang saat ini menjalani karantina akan dijamin kebutuhannya selama 14 hari oleh pemerintah.

Sebanyak 15 warga itu dikarantina akibat pernah bertemu dan berkomunikasi dengan empat WNA asal Singapura yang dinyatakan positif virus corona oleh Pemerintah Singapura.

Mereka dikarantina untuk meminimalisasi upaya penyebaran virus corona jika 15 orang ini ternyata positif.

"Tapi alhamdulillah sampai saat ini semua dalam kondisi sehat," kata Tjetjep melalui telepon, Senin (2/3/2020).

Baca juga: Diduga Ketularan Virus Corona dari WNA, 15 Warga Batam Dikarantina

Diakui Tjetjep, saat ini dari 15 orang tersebut masing-masing dirawat di dua lokasi berbeda. Sopir WNA asal Singapura yang positif corona dikarantina di rumahnya.

Sementara untuk pembantu atau pekerja rumah tangga sekaligus tukang ojek WNA Singapura tersebut ditempatkan di sebuah lokasi yang ditunjuk Pemerintah Provinsi Kepri.

"Untuk tempat masih kami rahasiakan, hal ini untuk menghindari adanya kecemasan warga. Yang jelas, proses karantina dilakukan sesuai standar kesehatan dunia (WHO)," jelas Tjetjep.

Tjetjep menambahkan, setiap harinya bahkan setiap jam 15, warga Batam yang dikarantina terus diperiksa kesehatannya.

Untuk obat-obatan terus diberikan kepada pasien, mulai dari obat makan hingga suntik.

"Kami pastikan setiap perkembangannya pasien terus ter-record dan tidak terlewatkan," papar Tjetjep.

Selain itu, selama 14 hari, orang ini tidak boleh keluar. Semua kebutuhan mereka sehari-hari dipenuhi oleh pemerintah.

"Jadi selama dikarantina, semua keperluan sehari-harinya kami cukupkan," katanya.

Dijaga ketat

Tjetjep mengatakan, dua lokasi karantina juga dijaga ketat aparat kepolisian.

Kendati demikian, Tjetjep mengimbau agar masyarakat Batam khususnya dan Kepri umumnya untuk tetap tenang dan tidak cemas.

"Alhamdulillah sampai saat ini masih aman, jadi tidak perlu terlalu cemas. Saat ini masa inkubasi sudah lewat dari tujuh hari, jadi masih ada tujuh hari ke depan untuk menyatakan 15 orang ini benar-benar dinyatakan sehat," katanya.

Sebelunnya, 15 orang yang dikarantina ini merupakan orang-orang yang pernah bertemu dan berkomunikasi dengan empat WNA Singapura yang dinyatakan positif corona.

Baca juga: Bantah WNA Singapura Meninggal di Batam karena Corona, Tim Medis Sebut Pasien Sudah Lama Sakit-sakitan

Dua orang di antaranya diketahui telah bertemu dan berkomunikasi dengan warga Singapura itu kurang dari tiga hari.

Untuk menghindari penyebaran di Indonesia, khususnya Batam, pemerintah langsung mengarantina dua orang tersebut, termasuk mereka yang pernah bertemu dan berkomunikasi dengan mereka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com