Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2020, 15:56 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), langsung membentuk tim unit reaksi cepat, menyusul matinya ratusan babi di wilayah yang berbatasan dengan negara Timor Leste itu.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Belu, Nikolaus Umbu Birri, mengatakan, tim itu dibentuk di semua kecamatan di Belu.

Menurut Nikolaus, tim itu dibentuk sesuai instruksi Bupati Belu Willy Lay.

Fokus kerja tim ini, kata Nikolaus, yakni melakukan penanganan ternak babi yang sakit maupun yang mati dan yang sehat, dengan penyelamatan terhadap ternak yang masih sehat.

Baca juga: Dampak Virus Demam Babi Afrika, Peternak di Bali Terancam Kolaps

"Kami juga melakukan komunikasi informasi dan edukasi kepada masyarakat, yakni untuk babi yang sakit dipisahkan dengan babi yang sehat, sedangkan yang mati agar segera dikubur," ungkap Nikolaus, kepada Kompas.com, Senin (2/3/2020).

Sementara untuk babi yang sehat dilakukan proteksi biosekurity dan penyemprotan disinfektan, untuk menghambat perkembangan virus.

Pemerintah Kabupaten Belu, sebut Nikolaus, telah mengeluarkan larangan mengeluarkan babi dari satu desa ke desa lain, dalam wilayah Belu, untuk memangkas penyebaran virus sekaligus memudahkan isolasi babi yang sakit dan yang sehat.

"Populasi babi di Kabupaten Belu saat ini ada 57.653 ekor. Jadi, masih banyak yang sehat dan perlu diproteksi, sehingga tidak tertular virus," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, jumlah ternak babi yang mati milik warga di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah.

Pada pekan lalu, jumlah babi yang mati sebanyak 574 dan saat ini telah mencapai angka 753 ekor.

Baca juga: Uji Lab Ungkap Ratusan Babi di Bali Mati akibat Virus Demam Babi Afrika

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Belu, Nikolaus Umbu Birri, mengatakan, ratusan babi yang mati itu tersebar di 12 kecamatan di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste itu.

Nikolaus juga menyebut, babi yang mati itu akibat virus flu babi Afrika atau African swine and fever (ASF).

"Sesuai hasil laboratorium yang kami kirim ke BBVet Medan, ada 20 sampel darah dari 48 yang dikirim terkena african swine fever atau demam babi afrika," ujar Nikolaus, kepada Kompas.com, Senin (2/3/2020).

Saat ini, kata Nikolaus, pemerintah daerah setempat telah melakukan koordinasi lintas sektor dengan pihak TNI dan Kepolisian serta Karantina, untuk penanganan ASF ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Regional
Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Regional
Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Regional
Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Regional
Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Regional
Bersama Membangun Pulau Rempang

Bersama Membangun Pulau Rempang

Regional
Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Regional
Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Regional
Herman Deru Apresiasi 49 Inovator Penyumbang Kemajuan Pembangunan di Sumsel

Herman Deru Apresiasi 49 Inovator Penyumbang Kemajuan Pembangunan di Sumsel

Regional
Masyarakat Respons Positif Program Penanganan Banjir Walkot Semarang

Masyarakat Respons Positif Program Penanganan Banjir Walkot Semarang

Regional
Perayaan HUT Ke-59 Provinsi Sulut, Begini Pesan Gubernur Olly

Perayaan HUT Ke-59 Provinsi Sulut, Begini Pesan Gubernur Olly

Regional
Harmoni Budaya dan Agama di Banyuwangi Jadi Inspirasi Indonesia

Harmoni Budaya dan Agama di Banyuwangi Jadi Inspirasi Indonesia

Regional
Sejumlah Pencapaian Bupati Zaki: Perbaikan Sanitasi di 1.000 Sekolah hingga Berantas Kawasan Kumuh

Sejumlah Pencapaian Bupati Zaki: Perbaikan Sanitasi di 1.000 Sekolah hingga Berantas Kawasan Kumuh

Regional
Tingkatkan Layanan Kesehatan di Blora, Mas Arief Minta RSUD dan Puskesmas Buka Kanal Aduan untuk Masyarakat

Tingkatkan Layanan Kesehatan di Blora, Mas Arief Minta RSUD dan Puskesmas Buka Kanal Aduan untuk Masyarakat

Regional
Ranperda APBD 2023 Blora Telah Disetujui, Bupati Arief: Semoga Pembangunan Berjalan Lancar

Ranperda APBD 2023 Blora Telah Disetujui, Bupati Arief: Semoga Pembangunan Berjalan Lancar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com