Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ranu Manduro, Kawasan Pertambangan Aktif yang Videonya Viral Disebut Mirip Selandia Baru

Kompas.com - 02/03/2020, 10:01 WIB
Rachmawati

Editor

Ditutup oleh pemilik lahan

Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah, menjelaskan, kawasan padang rumput itu ditutup oleh pihak pemilik lahan.

"Iya ditutup (PT Wira Bumi)," ujarnya singkat saat dikonfirmasi Surya.co.id, Minggu (1/3/2020).

Sebelumnya sempat beredar video yang memperlihatkan Ranu Menduro penuh sampah. Video tersebut diambil oleh Rois Syafii. Ia mengunggahnya di akun media sosialnya @Roes_lim.

Dilansir dari Kompas.com, 17 Februari 2020, Rois bercerita ketika pertama kali mendatangi Ranu Manduro pada Selasa (25/2/2020).

Saat itu lokasinya masih bersih karena belum ada pedagang dan penentuan tarif masuk.

Baca juga: Labuan Bajo jadi Gerbang Wisata NTT, Libatkan Warga Setempat

Namun, sewaktu kembali menyambangi Ranu Manduro pada Kamis (27/2/2020), setiap pengunjung dikenai tarif masuk Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil.

"Tapi, aku belum tahu jelas yang membuat itu dari pengelola lahan atau dari warga. Makanya, tadi pagi kucoba pastiin. Karena sebelumnya enggak bayar," ujarnya.

Dalam kunjungannya yang kedua, Rois merasa terkejut karena mulai banyak sampah di sekitar lokasi wisata akibat banyak pedagang.

"Sebelumnya dua hari yang lalu enggak ada. Sekarang sudah banyak pedagang," kata pria berusia 27 tahun itu.

Baca juga: Potensi Desa Wisata di Jateng, Ada Zona Gunung, Pantai, dan Dataran

Penutupan Ranu Manduro dilakukan satu hari setelah tim Divisi Pariwisata dari Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Pemkab Mojokerto datang langsung meninjau lokasi Ranu Manduro.

Kepala Disparpora Kabupaten Mojokerto Amat Susilo membantah bahwa Pemkab Mojokerto telah menutup kawasan tersebut.

"Itu bukan dari Pemkab Mojokerto, kelihatannya (ditutup) yang punya lahan," ungkapnya.

Ia menjelaskan, Pemkab Mojokerto tidak melarang kunjungan warga ke Ranu Manduro.

Hanya saja, para pengunjung harus waspada dan berhati-hati lantaran tempat itu merupakan lokasi bekas tambang.

Baca juga: Avanza Dipreteli Bannya dan Ditinggalkan Begitu Saja di Lokasi Wisata Batam

"Untuk pengunjung juga harus hati-hati karena bekas galian, dikhawatirkan tanahnya masih labil, apalagi sekarang cuaca hujan masih ekstrem," ujarnya.

Ia juga menegaskan, jika akan dibuka menjadi tempat wsiata maka pengelola harus mengurus perizinannya.

"Terserah yang punya lahan, kalau akan dijadikan wisata, harus mengurus perizinannya," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah, membenarkan bahwa kawasan padang rumput itu ditutup oleh pihak pemilik lahan, yakni PT Wira Bumi.

Baca juga: Wisata Akhir Pekan di Aceh, Menyesap Sejuk di Krueng Saweuk

Ia mengatakan telah berkomunikasi dengan pemilik lahan agar berkenan membuka kembali kawasan Ranu Manduro demi kepentingan warga.

Ia pun menuturkan, banyak pengunjung dari luar kota yang ingin menikmati pemandangan alam di Ranu Manduro, dan warga bisa menuai penghasilan.

"Saya masih bantu warga minta izin perusahaan di Surabaya," ungkapnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dandy Bayu Bramasta, Nur Fitriatus Shalihah | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Sari Hardiyanto, Caroline Damanik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com