Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Surabaya Tingkatkan Sosialisasi Virus Corona, Ini Alasannya

Kompas.com - 02/03/2020, 07:05 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman wabah virus corona Covid-19.

Meski belum ada temuan kasus penderita virus corona di Indonesia, Dinas Kesehatan Kota Surabaya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, selain mengunjungi kampung-kampung warga, sosialisasi pencegahan virus corona dilakukan di ruang publik.

"Sosialisasi pencegahan virus Corona salah satunya kami lakukan di acara Car Free Day (CFD) Taman Bungkul dan Tunjungan," kata Febria dikonfirmasi, Minggu (1/3/2020).

Baca juga: Upaya Pembunuhan Satu Keluarga, Anak 4 Tahun Tewas, Orangtua Kritis

Menurut Febria, sosialisasi di ruang publik dilakukan di 14 titik.

Dinas Kesehatan memberikan selebaran berisi informasi tentang virus corona, mulai dari penyebaran hingga cara pencegahan.

Febria mengatakan, sosialisasi di CFD di Taman Bungkul dilakukan petugas khusus promosi kesehatan.

Kegiatan sosialisasi ini juga didukung 63 puskesmas di Surabaya.

"Kita sampaikan ke warga apa itu corona, gejalanya seperti apa, kemudian apa yang harus diperhatikan," ujar dia.

Menurutnya, masyarakat menanggapi positif sosialisasi pencegahan penyebaran virus Corona di CFD.

Anak-anak, remaja, dan orangtua, antusias menirukan cara mencuci tangan yang diperagakan petugas Dinas Kesehatan.

"Pemkot menekankan kewaspadaan kepada masyarakat agar tak tertular (penyakit), tak hanya virus corona. Untuk itu, kita sampaikan etika batuk, perilaku hidup sehat dan bersih, gizi seimbang, kemudian cara memakai masker," kata dia.

Sosialiasi pencegahan virus corona ini intensif dilakukan sejak Januari.

Saat itu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini juga telah mengeluarkan surat edaran perihal virus corona ke RT, RW, perkantoran, mal, pertokoan, dan apartemen.

"Sosialiasi juga kita lakukan ke sekolah-sekolah, mulai SD hingga SMP, agar mereka menjadi promotor keluarganya. Apa yang kita sampaikan ditularkan ke keluarganya. Seperti pentingnya mencuci tangan," jelas Febria.

Pemerintah Kota Surabaya telah berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya, untuk mendapatkan data warga yang pulang dari luar negeri.

Berdasarkan data yang didapat, Dinas Kesehatan melakukan intervensi dan memantau langsung warga yang tiba di Tanah Air.

Meski, KKP telah memeriksa suhu tubuh para pendatang menggunakan thermal scanner saat memasuki wilayah itu.

"Jika mengetahui ada warga yang sepulang dari luar negeri terinfeksi penyakit, sampaikan ke puskesmas. Sehingga bisa segera ditangani, dan bisa diperiksa apa ada tanda-tanda gejala corona,” katanya.

Baca juga: CCTV Diperiksa, Perusak UIN Mataram Diimbau Menyerahkan Diri

Masyarakat pun diminta selalu waspada terhadap ancaman virus mematikan itu. Alasannya, kasus virus corona di luar negeri begitu tinggi.

Untuk mengantisipasi ancaman virus itu, seluruh Puskesmas di Surabaya wajib memantau warganya yang baru pulang dari luar negeri.

Puskesmas setempat melakukan pemeriksaan rutin, mulai pemeriksaan secara umum hingga pemantauan suhu tubuh selama 14 hari.

"Di masa inkubasi (virus corona) selama 14 hari. Apabila ada demam, batuk, sesak nafas segera dirujuk ke rumah sakit," kata Febria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com