Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Semburan Lumpur di Grobogan, Setinggi 30 Meter, Berubah Jadi Air Asin, Fenomena Apa?

Kompas.com - 02/03/2020, 06:15 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Semburan lumpur setinggi 30 meter menggegerkan warga Dusun Karangasem, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Lumpur muncul dari lubang pengeboran sumur yang dibuat di panti asuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, Yatama Center, pada Sabtu (29/2/2020).

Lokasi kemudian diberi garis polisi agar warga yang tak berkepentingan tidak mendekat.

Otomatis, proyek sumur itu dihentikan untuk sementara waktu.

"Jumat sore sudah keluar semburan setinggi satu meter, namun Sabtu hari ini semburan kian tinggi hingga 30 meter. Pengeborannya sedalam 60 meter," kata pengurus Yayasan Yatama, Kahar, di lokasi kejadian, Sabtu (29/1/2020).

Baca juga: Santri yang Ditemukan di Sawah Tewas karena Tersedak Lumpur dan Air

Berubah jadi air asin

Semburan air bercampur lumpur yang muncul di lokasi pengeboran sumur di  di Dusun Karangasem, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah kian berkurang, Sabtu (29/2/2020) malam.Dokumen ESDM Jateng Semburan air bercampur lumpur yang muncul di lokasi pengeboran sumur di di Dusun Karangasem, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah kian berkurang, Sabtu (29/2/2020) malam.
Sabtu malam, ketinggian semburan lumpur semakin berkurang, dari 30 meter menjadi enam meter.

Semburan yang awalnya berbentuk lumpur, kemudian berubah menjadi air jernih yang berasa asin.

Kepala cabang Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah wilayah Kendeng Selatan Teguh Yudi Pristiyanto mengatakan air tak beraroma gas sulfur (H2S).

"Semburan pertama muncul pada Jumat kemarin hingga lima meter, kemudian 15 meter dan petang ini semburan berkurang lagi menjadi enam meter," kata Teguh saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/2/2020).

Baca juga: Gali Sumur di Sawah yang Muncul Malah Semburan Lumpur

Sudah pernah terjadi, diduga pengaruh gas rawa

Aktivitas pengeboran sumur di areal persawahan di Dusun Karangasem, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mendadak heboh setelah muncul semburan air bercampur lumpur setinggi 30 meter, Sabtu (29/2/2020).KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO Aktivitas pengeboran sumur di areal persawahan di Dusun Karangasem, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mendadak heboh setelah muncul semburan air bercampur lumpur setinggi 30 meter, Sabtu (29/2/2020).
Warga setempat mengatakan peristiwa serupa pernah terjadi di kawasan tersebut.

Teguh menyebut fenomena tersebut terjadi akibat pengaruh gas rawa.

"Semburan terjadi karena dari gas rawa yang bertekanan," kata Teguh.

Pihaknya juga menerjunkan ahli geologi, Handoko Teguh Wibowo untuk meneliti fenomena tersebut.

Handoko pun sudah bertahun-tahun meneliti tentang geologi di Jawa Tengah, termasuk Grobogan.

Dia meyakini Grobogan memiliki potensi gas rawa yang cukup besar.

"Kami meyakini itu adalah fenomena gas rawa sama halnya dengan temuan temuan kami di wilayah Grobogan. Grobogan kaya akan gas rawa," kata lulusan Oregon State University di Amerika Serikat itu.

Baca juga: Risma Akan Manfaatkan Semburan Minyak di Surabaya untuk Alat Pompa Air

Apa itu gas rawa?

IlustrasiThinkstock Ilustrasi
Menurut Handoko, gas rawa adalah gas alam yang terbentuk dari fosil hewan dan tumbuhan dan bisa ditemukan di kedalaman 30 meter.

Bukannya sulfur, gas rawa tidak mengeluarkan bau menyengat karena mengandung metana (CH4).

"Jenisnya biogenik gas dan di kedalaman dangkal. Usia lebih muda dan bersih dibanding gas alam yang terpendam di kedalaman ratusan hingga ribuan meter. Sifat gas metana tidak berbau," kata Handoko.

Namun untuk memastikan kebenaran fenomena tersebut, Handoko akan mendatangi lokasi.

"Pekan depan, kami akan ke sana," tutur dia.

Kini semburan lumpur itu diketahui telah berhenti, Minggu (1/3/2020) dini hari. Pemilik lahan rencananya akan mengecor lokasi tersebut dengan semen.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Grobogan, Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor: Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com