Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Suami Relakan Istri Kencan dengan Kakek 60 Tahun | Penjual Es Curi Susu Formula Demi Bayinya

Kompas.com - 01/03/2020, 07:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Pemerintah setempat pun menegaskan kasus ini murni masalah kecelakaan lalu lintas dan kriminal. Tak ada masalah suku, agama, ras ataupun antargolongan.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan polisi tidak dapat bertindak tegas dalam kondisi tersebut karena tidak ingin ada korban.

“Kalau saya bayangkan anggota melakukan tindakan tegas terhadap masyarakat itu, maka akan ada korban juga karena sebenarnya itu situasional,"jelasnya seperti dilansir dari Tribunnews.com, Kamis (27/2/2020).

Polisi pun berjanji akan mengusut tuntas kejadian yang menewaskan satu orang sopir tersebut.

Baca juga: Sopir asal Polman Tewas Diamuk Massa di Hadapan Polisi, Bupati Dogiyai Minta Maaf

3. Tiga Jam Kontak Senjata dengan KKB di Mimika, 1 Brimob Gugur Tertembak

Satu orang anggota Brimob meninggal tertembak dalam peristiwa kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

Peristiwa berlangsung lebih dari tiga jam di Kali Kabur, Arwanop, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, pada Jumat (28/2/2020) sore.

Korbannya ialah Bharada Doni Priyanto yang langsung dievakuasi menuju Timika kemudian dipulangkan ke Jakarta.

Belum ada pernyataan resmi mengenai kronologis kejadian kontak senjata itu.

Namun Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membenarkan adanya peristiwa tersebut.

"Memang benar Jumat (28/2/2020) sore sempat terjadi kontak tembak dengan KKB di Kali Kabur hingga menyebabkan meninggalnya Bharada Doni Priyanto," ujar Kapolda melalui telepon, Sabtu (29/2/2020).

Baca juga: Baku Tembak dengan Polisi, Tiga Kurir Narkoba Tewas di Pagedangan Saat Akan Ditangkap

4. Keluarga sopir truk yang tewas diamuk massa: Kapolri dan Kapolda harus bertanggung jawab

Kapolda Papua Irjen Paulus WaterpauwKOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw
Keluarga sopir truk asal Polman, Yus Yunus (26) yang meninggal dikeroyok massa di hadapan polisi meminta pertanggungjawaban Kapolri dan Kapolda.

Sebab kematian Yunus dianggap sebagai kelalaian polisi.

Kakak korban, Hasriani menilai polisi seharusnya mengevakuasi Yunus sebelum dihakimi massa.

“Saya minta Kapolri dan Kapolda Papua sebagai penanggung jawab keamanan, agar bertanggung jawab mengusut tuntas kasus ini atas nama keadilan untuk semua warga,” ujar Hasriani, Jumat (28/2/2020).

Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa meluruskan kejadian tersebut, bahwa tidak ada masalah terkait babi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com