KOMPAS.com- Buaya berkalung ban muncul pertama kali sekitar tahun 2016.
Semenjak saat itu, upaya penyelamatan terus dilakukan oleh sejumlah kalangan.
Terakhir, dua pakar pemerhati buaya dari Australia, Matt Wright dan Christ Willson mencoba membebaskan buaya dari ban di lehernya.
Matt membuat perangkap besi, menggunakan harpun. Drone pun digunakannya sebagai alat penunjang operasi penyelamatan.
Namun mereka gagal melakukannya setelah dua pekan berada di Palu.
Baca juga: Kembali ke Palu, Mampukah Matt Wright Tangkap Buaya Berkalung Ban?
Setelah upaya pertamanya tak berhasil, Matt kembali datang ke Palu untuk menolong buaya berkalung ban.
"Matt baru datang kemarin (Kamis, 27 Februari 2020). Tadinya dia mau ke Amerika tapi dia sempatkan untuk ke Palu melihat kondisi buaya berkalung ban," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 Pangi, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, Haruna Hamma, Jumat (28/2/2020).
Namun saat datang Matt tidak bisa langsung melakukan penyelamatan karena faktor cuaca yang mendung dan air sungai keruh.
Matt diketahui hanya beberapa hari berada di Palu.
"Untuk itu kita akan memaksimalkan kondisi ini. Jadi selama 1 hingga 2 hari ini kami akan melakukan melanjutkan operasi penyelamatan ini," kata Haruna.
Baca juga: Setelah Matt Wright, Giliran Forrest Galante Coba Tangkap Buaya Berkalung Ban
Mereka memiliki misi yang sama yakni melepaskan ban dari leher buaya.
Terkait upaya penyelamatan ini, tim Discovery Channel akan membuat film dokumenter.
Forrest yang merupakan pembawa acara televisi 'Extinct or Alive on Animal Planet', kata Haruna, akan datang ke Palu sekitar tanggal 7 atau 9 Maret.
"Mereka berada di Palu selama 13 hari," katanya. BKSDA memfasilitasi apa yang dibutuhkan Forrest dalam operasi ini.
"Forrest juga akan mempresentasikan teknik menangkap buaya seperti apa," katanya.
Publik menunggu aksi penyelamatan para ahli tersebut untuk membebaskan buaya setelah sebuah ban melingkar di leher buaya itu kurang lebih 4 tahun lamanya.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati |Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Farid Assifa)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.