Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2020, 05:30 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Buaya berkalung ban muncul pertama kali sekitar tahun 2016.

Semenjak saat itu, upaya penyelamatan terus dilakukan oleh sejumlah kalangan.

Terakhir, dua pakar pemerhati buaya dari Australia, Matt Wright dan Christ Willson mencoba membebaskan buaya dari ban di lehernya.

Matt membuat perangkap besi, menggunakan harpun. Drone pun digunakannya sebagai alat penunjang operasi penyelamatan.

Namun mereka gagal melakukannya setelah dua pekan berada di Palu.

Baca juga: Kembali ke Palu, Mampukah Matt Wright Tangkap Buaya Berkalung Ban?

Matt kembali ke Palu

Matt Wright saat memasang perangkap untuk buaya berkalung ban di Sungai Palu, Sulawesi Barat. Matt Wright saat memasang perangkap untuk buaya berkalung ban di Sungai Palu, Sulawesi Barat.
Matthew Nicholas Wright alias Matt Wright rupanya tak menyerah.

Setelah upaya pertamanya tak berhasil, Matt kembali datang ke Palu untuk menolong buaya berkalung ban.

"Matt baru datang kemarin (Kamis, 27 Februari 2020). Tadinya dia mau ke Amerika tapi dia sempatkan untuk ke Palu melihat kondisi buaya berkalung ban," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 Pangi, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, Haruna Hamma, Jumat (28/2/2020).

Namun saat datang Matt tidak bisa langsung melakukan penyelamatan karena faktor cuaca yang mendung dan air sungai keruh.

Matt diketahui hanya beberapa hari berada di Palu.

"Untuk itu kita akan memaksimalkan kondisi ini. Jadi selama 1 hingga 2 hari ini kami akan melakukan melanjutkan operasi penyelamatan ini," kata Haruna.

Baca juga: Setelah Matt Wright, Giliran Forrest Galante Coba Tangkap Buaya Berkalung Ban

Forrest Galante dan Discovery Channel

Seekor buaya muara (Crocodylus porosus) dengan ban yang menjerat lehernya terlihat di sungai Kota Palu, Selasa (20/9/2016). Pihak konservasi setempat terus berupaya melakukan penyelamatan buaya berukuran sekitar 4 meter dengan ban yang melilit lehernya sejak tahun 2016 tersebut.AFP PHOTO/ARFA Seekor buaya muara (Crocodylus porosus) dengan ban yang menjerat lehernya terlihat di sungai Kota Palu, Selasa (20/9/2016). Pihak konservasi setempat terus berupaya melakukan penyelamatan buaya berukuran sekitar 4 meter dengan ban yang melilit lehernya sejak tahun 2016 tersebut.
Keberadaan buaya berkalung ban ini rupanya juga menarik perhatian Forrest Galante bersama Tim Discovery Channel.

Mereka memiliki misi yang sama yakni melepaskan ban dari leher buaya.

Terkait upaya penyelamatan ini, tim Discovery Channel akan membuat film dokumenter.

Forrest yang merupakan pembawa acara televisi 'Extinct or Alive on Animal Planet', kata Haruna, akan datang ke Palu sekitar tanggal 7 atau 9 Maret.

"Mereka berada di Palu selama 13 hari," katanya. BKSDA memfasilitasi apa yang dibutuhkan Forrest dalam operasi ini.

"Forrest juga akan mempresentasikan teknik menangkap buaya seperti apa," katanya.

Publik menunggu aksi penyelamatan para ahli tersebut untuk membebaskan buaya setelah sebuah ban melingkar di leher buaya itu kurang lebih 4 tahun lamanya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati |Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Farid Assifa)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Regional
Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Regional
Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Regional
Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Regional
Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Regional
Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Regional
IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

Regional
Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Regional
Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Regional
Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Regional
Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Regional
Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com