Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketinggian Berkurang, Semburan Air di Grobogan Jadi Jernih dan Asin

Kompas.com - 29/02/2020, 23:07 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Semburan lumpur di lubang galiang sumur di Dusun Karangasem, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mulai berkurang.

Kepala cabang Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah wilayah Kendeng Selatan Teguh Yudi Pristiyanto mengatakan, semburan yang semula mencapai ketinggian 30 meter menjadi enam meter.

"Semburan pertama muncul pada Jumat kemarin hingga lima meter, kemudian 15 meter dan petang ini semburan berkurang lagi menjadi enam meter," kata Teguh saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/2/2020).

Baca juga: Suasana Haru Selimuti RSUD Mimika Saat Jenazah Bharada Doni Dishalatkan

Semburan itu juga tak didominasi lumpur. Kini, semburan itu didominasi air yang jernih.

Menurut Teguh, air semburan itu terasa asin. Tapi tak tercium aroma gas sulfur (H2S) dari pusat semburan tersebut.

Ia menyebut, semburan terjadi karena fenomena gas rawa.

"Semburan terjadi karena dari gas rawa yang bertekanan," kata Teguh.

Sebelumnya diberitakan, Warga Dusun Karangasem, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, heboh karena semburan lumpur setinggi 30 meter mendadak muncul dari lubang pengeboran sumur pada Sabtu (29/2/2020).

Pengeboran sumur itu dilakukan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, Yatama Center, untuk memenuhi kebutuhan air para penghuni yayasan yatim piatu tersebut.

Pengeboran yang dilakukan sejak Rabu (26/2/2020) itu terpaksa dihentikan karena semburan lumpur tersebut.
Padahal, galian sumur telah mencapai kedalaman 60 meter.

"Jumat sore sudah keluar semburan setinggi satu meter, namun Sabtu hari ini semburan kian tinggi hingga 30 meter. Pengeborannya sedalam 60 meter," kata pengurus Yayasan Yatama, Kahar, di lokasi kejadian, Sabtu.

Kahar mengatakan, kejadian serupa juga pernah terjadi beberapa tahun lalu. Lokasi kejadian itu juga tak jauh dari lokasi pengeboran kali ini.

Baca juga: Pembunuh Sopir Grab Asal Kudus Ditangkap, Mobil Korban Juga Ditemukan

"Karena itu saya berharap pemerintah melakukan penelitian di sini," kata Kahar. Fenomena itu menyita perhatian masyarakat sekitar. Satu per satu, masyarakat berbondong-bondong memenuhi lokasi pengeboran.

Salah satu warga Desa Karanganyar, Rudi Prasetyo (37) membenarkan kejadian serupa pernah terjadi beberapa tahun lalu.

"Iya, dulunya di kawasan ini pernah muncul fenomena seperti ini," kata Rudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com